TINGKAT LITERASI KESEHATAN DAN IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR LITERASI KESEHATAN PADA PENGUNJUNG PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

NUR AMALINA ROZANAH, Niken Nur Widyakusuma, M.Sc., Apt.; Dr. Chairun Wiedyaningsih, M.Kes., M.App.Sc., Apt.

2017 | Skripsi | S1 FARMASI

Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang untuk mendapatkan, memahami, memproses, dan menerapkan informasi kesehatan yang diperoleh. Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi literasi kesehatan seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses informasi kesehatan. Pada penelitian ini, akan dilihat tingkat literasi kesehatan dan faktor-faktor yang memengaruhinya pada pengunjung Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional secara cross-sectional menggunakan kuesioner adaptasi dari Health Literacy Survey-Asia-Questionnaire (HLS-Asia-Q) dan kuesioner pelayanan informasi obat yang disebar pada sekitar 100 responden di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Tingkat literasi kesehatan dianalisis secara deskriptif menggunakan perhitungan indeks literasi kesehatan. Hubungan antara karakteristik responden (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pendapatan) dan akses informasi kesehatan (internet atau handphone; kursus atau seminar kesehatan; TV, radio, atau majalah; dan pelayanan informasi obat) terhadap tingkat literasi kesehatan dianalisis menggunakan chi square. Sebanyak 67% responden memiliki tingkat literasi kesehatan yang rendah dan hanya 33% responden yang memiliki tingkat literasi kesehatan tinggi. Terdapat hubungan antara pendapatan dan akses informasi kesehatan (internet atau handphone dan kursus atau seminar kesehatan) dengan tingkat literasi kesehatan, namun tidak terdapat hubungan pada jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan akses informasi kesehatan (TV, radio, atau majalah dan pelayanan informasi obat). Adanya peran apoteker dalam memberikan konseling yang efektif diharapkan dapat meningkatkan tingkat literasi kesehatan.

Health literacy is an ability to obtain, understand, process, and applying health information. There are many potential factors that can affect health literacy such as gender, age, education level, income, and health information access. Therefore, our objectives is to measure health literacy level and the factors that can affecting it in visitors of Puskesmas Jetis Yogyakarta. This research was an observational study with cross-sectional design. The research used questionnaire adaptation from Health Literacy Survey-Questionnaire-Asia (HLS-Asia-Q) and drug information service questionnaire which filled by 100 respondents in Puskesmas Jetis, Yogyakarta. Health literacy level analyzed with descriptive analytic using index calculation. The relation between characteristics of respondents (gender, age, education level, and income) and health information (internet access or mobile; the course or health seminar; TV, radio, or magazine; and drug information service) with the level of health literacy were analyzed using chi square. There were 67% of respondents who had low health literacy levels and only 33% of respondents had a high level of health literacy. There was a relation between income and health information access (internet or mobile and health seminar or course) with the level of health literacy (p<0,05), but there was no relation between gender, age, level of education, and access to health information (TV, radio or magazine and drug information service) (p>0,05). The existence role of pharmacists in providing effective counseling is expected to increase the level of health literacy.

Kata Kunci : Literasi Kesehatan, Informasi Obat, Apoteker, HLS-Asia-Q, Puskesmas