Laporkan Masalah

JEJARING PERDAGANGAN DAN INTEGRASI EKONOMI: SEJARAH EKONOMI SULAWESI BAGIAN SELATAN 1902-1930-an

DRA. NAHDIA NUR, M.HUM, Prof.Dr.Bambang Purwanto, M.A. ; Prof.Dr.Djoko Suryo

2017 | Disertasi | S3 Sejarah

Daerah Sulawesi bagian Selatan memiliki peran yang sangat penting dan signifikan dalam membentuk jejaring perdagangan dan integrasi ekonomi antara tahun 1900 hingga tahun 1930-an. Dinamika, perubahan, dan perkembangannya adalah topik utama pembahasan disertasi ini. Penelitian ini berdasar pada metode sejarah dengan menggunakan berbagai sumber, baik arsip, foto, peta, maupun wawancara. Sebagian besar sumber tercetak diperoleh di Arsip Nasional (ARNAS), Arsip Wilayah Sulawesi Selatan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), dan berbagai perpustakaan di Makassar. Sedangkan wawancara dilakukan kepada informan kunci di wilayah Sulawesi Selatan. Terbentuknya jejaring perdagangan dan integrasi ekonomi dimulai ketika Pemerintah Belanda menempatkan Makassar sebagai penghubung (hub) utama aktivitas perdagangan. Penciptaan kembali jaringan-jaringan perdagangan dalam sebuah tatanan baru ekonomi yang terhubung dan menjadi kesatuan. Dibarengi dengan sebuah kontrol atas pusat-pusat produksi dan pelayaran di wilayah Sulawesi bagian selatan (tingkat lokal), dan hubungannya dengan pusat-pusat perdagangan khususnya di kawasan regional. Intervensi politik Pemerintah Belanda yang cukup leluasa sejak awal abad ke-20, memudahkannya membangun arah kebijakan ekonomi yang baru. Elit lokal berhasil dimanfaatkan dalam mewujudkan jaringan dan integrasi ekonomi tersebut. Berkat kemampuan transportasi pemerintah, melalui perusahaan pelayarannya (KPM), jalur-jalur utama perdagangan dapat dikuasai, sekaligus mampu mengontrol pergerakan komoditas perdagangan. Makassar berfungsi sebagai pusat transit dan penumpukan berbagai komoditas perdagangan, baik untuk pengiriman ke luar Makassar, maupun berbagai barang yang akan masuk ke wilayah ini. Politik ekonomi Belanda ini menyebabkannya mampu mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang ada, dan menyalurkannya melalui jalur-jalur yang terkontrol. Kebijakan perdagangan bebas yang diterapkan, pada taraf tertentu mampu meningkatkan gairah perniagaan, khususnya di wilayah Sulawesi bagian Selatan. Di samping itu, Pemerintah Belanda mendorong penyelidikan untuk peningkatan berbagai komoditas di kawasan ini, seperti, beras, jagung, kopi, kopra, kapuk, damar, rotan, hasil laut dan lain-lain. Limpahan komoditas tersebut pada akhirnya memberi keuntungan terbesar kepada Pemerintah Belanda, karena jalur untuk arus barang dan pasar telah dirancang untuk tetap menguntungkannya

The Southern Sulawesi region has a very important role and significant in forming networks of trade and economic integration between 1900 to the 1930s. Dynamics, change, and development is the main topic of discussion in this dissertation. This research is based on the method of history by using a variety of sources, both archives, photographs, maps, as well as interviews. Most printed sources obtained in the National Archives (ARNAS), South Sulawesi Region Archives, the National Library of the Republic of Indonesia (PNRI), and many libraries in Makassar. While the interviews done to key informants in the area of South Sulawesi. The Netherlands Government political intervention quite freely since the beginning of the 20th century, making it easy to build a new economic policy direction. Local elite successfully utilized in realizing economic integration and networking. Thanks to the ability of the Government, through the transport company voyage (KPM), the main trade routes can be ridden, as well as being able to control the movement of commodities trading. Makassar serves as the Centre of buildup of transit and a wide range of commodity trade, both for shipping to outside Makassar, as well as a variety of stuff that will go to the region. The political economy of Netherlands this led to being able to explore economic sources, and channel it through a controlled line. Free trade policies that are applied to a certain extent, on being able to increase the passion of Commerce, particularly in the southern part of Sulawesi region. In addition, the Netherlands Government encouraged the investigation for the improvement of various commodities in the region, such as rice, coffee, corn, cotton, resin, rattan, seafood, copra, and others. Plenty of these commodities in the end give the biggest benefit to the Government of the Netherlands, because the path for the flow of goods and the market have been designed to keep his favor.

Kata Kunci : Trade Networks, Makassar, economic integration,commodities,Jejaring Perdagangan, Makassar, Integrasi Ekonomi, Komoditas.

  1. S3-2017-292932-abstract.pdf  
  2. S3-2017-292932-bibliography.pdf  
  3. S3-2017-292932-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2017-292932-title.pdf