Laporkan Masalah

ACUTE TERTIARY ACADEMIC HOSPITAL - SIMULASI PERAN RUJUKAN KE BAWAH PASIEN JKN RAWAT INAP DI RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO

RATNA DWI RESTUTI, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD; Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., MKes, MAS

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Pelayanan kesehatan perorangan tersier menerima rujukan sub-spesialistik dari pelayanan kesehatan di bawahnya, dan wajib merujuk kembali ke fasilitas kesehatan yang merujuk. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan rumah sakit rujukan nasional dan rumah sakit pendidikan utama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penumpukan pasien di fasyankes rujukan dapat dihindari sehingga memendekkan waktu tunggu (antrian) pasien, mengefisienkan penggunaan fasilitas akibat overcrowding. Tujuan: Mewujudkan acute tertiary academic hospital dengan sistem rujukan ke bawahdari RSCM ke RS PPK-2 sehingga pasien dapat terlayani sesuai dengan kapasitas rumah sakit. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan retrospektif yaitu dengan cara mengevaluasi rekam medik pasien. Rancangan penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang). Hasil: Profil pasien berikut yang dirawat di RSCM yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah: Pasien karsinoma payudara terbanyak pada usia 45 - 55 tahun (48%), perempuan (100%), merupakan pasien rujukan (88%), dan kasus PPK 3 (84%). Pasien pneumonia terbanyak pada usia > 65 tahun (44%), 17 orang laki-laki (66%), merupakan pasien pasien tanpa rujukan (88%), dan kasus PPK 3 (72%). Pasien stroke terbanyak pada usia 45 - 55 tahun (44%), perempuan (56%), merupakan pasien tanpa rujukan (76%), dan kasus PPK 3 (56%). Sistem rujukan ke RSCM dari fasyankes PPK 1 dan PPK 2 untuk pasien karsinoma payudara sudah baik, yakni dari 88% pasien yang dirujuk 84% di antaranya merupakan kasus PPK 3. Sistem rujukan ke bawah terutama terdapat pada kasus pneumonia 4 dari 25 kasus dan untuk stroke 9 dari 25 pasien. Kesimpulan: Efisiensi biaya dari tarif INA CBGs karsinoma payudara, pneumonia dan stroke pada penelitian ini adalah efisiensi yang ditimbulkan pada kesesuaian RSCM menerima kasus PPK 3, yaitu sebesar Rp 156.053.200. Efisiensi lama rawat inap dapat diperoleh dari a) lama rawat sesuai dengan clinical pathway, b) pasien yang dirawat di RSCM sesuai kebutuhan perawatan di PPK 3, serta c) pasien yang sudah teratasi fase akutnya, dirujuk ke fasyankes PPK 2. Efisiensi hari rawat yang didapat pada penelitian ini apabila pasien dirujuk ke bawah adalah 68 hari. Ketidaktepatan perawatan di PPK3 (RSCM) pada kelompok pasien pneumonia 7 dari 25 pasien (28%), karsinoma payudara 4 dari 25 pasien (16%) dan stroke 11 dari 25 pasien (44%).

Introduction: Individual tertiary healthcare serves sub specialistic referral cases from underlying healthcare. Backward referral to the referring facility is mandatory. Cipto Mangunkusumo General Hospital is the national referral center and the primary teaching hospital for Faculty of Medicine, University of Indonesia. Congestion in healthcare can be avoided therefore waiting time is reduced and facility usage will be more efficient. Aim: To create an acute tertiary academic hospital with down referral system from Cipto Mangunkusumo Hospital to PPK-2 Hospitals therefore patient can be treated according to hospital capacity. Method: This study is a quantitative study with retrospective approach through medical record. Design of this study is analysis using cross sectional approach. Results: Profile of subjects in this study: breast cancer patient most common in 45 - 55 years old patients (48%), 100% female, mostly referral cases (88%), and PPK-3 cases (84%). Pneumonia patients mostly is > 65 years old (44%), 17 males (66%), mostly referral cases (88%), and PPK-3 cases (72%). Stroke patients most commonly happen in 45 - 55 years old patients, female (56%), referral cases (76%), and PPK-3 cases (56%). Referral system to RSCM from PPK 1 and PPK 2 facilities for breast cancer patients is already well which from 88% referred, 84% was PPK 3 cases. Down referral is established especially in pneumonia cases and stroke cases. Conclusion: Cost efficiency of INA CBGs tariff on breast cancer, pneumonia, and stroke in this study is the efficiency resulted from appropriate PPK 3 cases received by RSCM which is Rp.156.053.200. Length of stay efficiency can be acquired from a) length of stay corresponding to clinical pathway, b) inpatient cases appropriate to PPK 3, c) patients who are already treated for their acute phase get referred to PPK 2 facility. Length of stay efficiency from this study is if the patient get referred in 68 days. Inappropriate treatment of PPK3 (RSCM) cases are the following: 7 of 25 pneumonia patients (28%), 4 of 25 breast cancer patients (16%), and 11 of 25 stroke patients (44%).

Kata Kunci : rawat inap, rujukan, acute tertiary academic hospital, karsinoma payudara, pneumonia, stroke; inpatient, referral, acute tertiary academic hospital, breast cancer, pneumonia, stroke

  1. S2-2017-357850-abstract.pdf  
  2. S2-2017-357850-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-357850-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-357850-title.pdf