EFEK TERAPI BERAPROST TERHADAP TEKANAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SISTEMIK PADA PASIEN DEFEK SEPTUM ATRIUM DENGAN HIPERTENSI ARTERI PULMONAL DI RSUP. DR. SARDJITO YOGYAKARTA

INTAN HARTANDY, dr. Lucia Krisdinarti, Sp.PD, Sp.JP(K), dr. Dyah Wulan Anggrahini, Ph.D, Sp.JP

2016 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Defek septum atrium (DSA) merupakan penyakit jantung kongenital (PJK) kedua terbanyak pada dewasa dengan salah satu komplikasi yang menjadi perhatian utama adalah hipertensi arteri pulmonal (HAP). Salah satu bagian dari manajemen HAP adalah pemberian vasodilator dengan tujuan untuk menurunkan tekanan arteri paru. Pemberian vasodilator tidak terlepas dari efek samping yang mungkin terjadi seperti hipotensi sistemik yang dapat memperburuk status hemodinamika pasien. Beraprost merupakan salah satu vasodilator golongan analog prostasiklin. Terdapat beberapa penelitian menunjukan hubungan yang tidak konsisten antara administrasi beraprost dan tekanan sistemik serta belum diketahui hubungan yang jelas antara pengaruh pemberian beraprost terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik sistemik pada pasien DSA dengan HAP sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Tujuan: Mengetahui apakah terdapat penurunan nilai tekanan sistolik dan diastolik sistemik pada pasien DSA dengan HAP sebelum pengobatan, setelah pengobatan satu bulan, dua bulan, dan tiga bulan dengan menggunakan beraprost di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode: Desain penelitian ini adalah cohort retrospektif observasional menggunakan rekam medis pasien DSA RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta sejak tahun 2012 hingga 2015.yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang dicatat berupa usia, jenis kelamin, komorbid, tekanan darah sistolik dan diastolik sistemik, dan obat-obatan yang dikonsumsi bersamaan dengan beraprost. Hasil: Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 14 subjek. Dengan analisis repeated anova untuk tekanan darah sistolik dan diastolik sistemik diperoleh nilai p sebesar 0,63 dan 0,93. Kesimpulan: Tidak terdapat penurunan tekanan sistolik dan diastolik sistemik yang bermakna pada pasien DSA dengan HAP sebelum pengobatan, setelah pengobatan satu bulan, dua bulan, dan tiga bulan dengan menggunakan beraprost di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta.

Background: Atrial septal defect (ASD) is the second most common of congenital heart diseases (CHD) in adult and pulmonary arterial hypertension (PAH) as the most common complication to be concerned about. Administration of vasodilator is one of the cornerstones of PAH management with the purpose to decrease pulmonary arterial pressure (PAP). It is not uncommon to find the side effects from vasodilator administration such a systemic hypotension which can lead to further deterioration of hemodynamic state. Beraprost is a vasodilator with the mechanism as a prostacyclin analogue. There are several studies that have made inconsistent relationship between beraprost administration and systemic blood pressure and also the knowledge of beraprost administration and systemic blood pressure in ASDs with PAH is far from adequate and still requires further studies. Objective: To seek whether there is a reduction in systemic systolic and diastolic blood pressure before and after administration of beraprost for one, two, and three months in ASDs with PAH at Sardjito General Hospital Yogyakarta. Method: Retrospective cohort observasional study using data from ASDs medical record at Sardito General Hospital Yogyakarta. The subject, chosen by inclusion and exclusion criteria, is every patient with ASD that registered in ASD registry from 2012 to 2015. Collected data included patient’s age, sex, comorbid, systemic systolic and diastolic blood pressure, and drugs that they consumed with beraprost. Result: There are 14 subjects based on inclusion and exclusion criteria. The p-value from repeated anova analysis for systemic systolic and diastolic blood pressure are 0,63 and 0,93. Conclusion: There are no significant reduction in systemic systolic and diastolic blood pressure before and after administration of beraprost for one, two, and three months in ASDs with HAP at Sardjito General Hospital Yogyakarta.

Kata Kunci : Defek septum atrium, hipertensi arteri pulmonal, beraprost, tekanan darah sistolik sistemik, tekanan darah diastolik sistemik.