TRADISI LURU DUIT
SULISTYO BUDIARTO, Koentjoro, Prof. Drs.,MBSc., Ph.D., Psikolog
2017 | Tesis | S2 PsikologiAktivitas melacurkan anak di Indramayu sudah menjadi tradisi yang dilakukan turun temurun hingga saat ini. Tradisi ini dikenal dengan istilah luru duit yang bermakna bekerja untuk mencari uang/nafkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor �faktor yang mempengaruhi tumbuh suburnya fenomena luru duit. Penelitian dilakukan dengan metode etnofenomenologi. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumen. Hasil penelitian menunjukan luru duit merupakan sebuah perilaku yang terencana hal ini dapat ditinjau dari tiga faktor yang saling berinteraksi. Faktor Internal yaitu adanya sikap positif terhadap luru duit yang didasari adanya materialism, motivasi untuk mengikuti pandangan orang lain, persepsi tentang kemudahan melakukan luru duit. Faktor ekternal sebagai pemicu,meliputi faktor eksternal mikro dan makro Pada level eksternal mikro mencakup kemampuan seseorang untuk mengakses kesempatan,yaitu pengangguran serta pendidikan rendah. Pada level makro mencakup situasi sosial misalnya, perkawinan dan perceraian serta situasi sejarah panjang yang membentuk Bongas sebagai daerah sumber perempuan luru duit. Fenomena luru duit akan semakin dimudahkan oleh adaya sosok chanel (perantara), Sosok penghubung ini beroperasi dalam dua cara yaitu dengan cara kekerasaan,paksaan serta penipuan cara yang kedua adalah memanfaatkan keinginan korban dan orangtua korban untuk hidup lebih baik dengan cara merayu, mengiming-imingi dengan uang dan lainya.
The phenomenon of child prostitution in Indramayu has been done for generations. that has been formed into a tradition. This habit is known as the luru duit meaningful work for money / livelihood.. This study aims to identify the factors that influence the development of the phenomenon of luru duit. Research using the Etno-phenomenological method. Collecting data through interviews, observation and documents. The results showed luru duit is a planned behavior it can be viewed from three factors interacting. Internal factors include a positive attitude toward money that is based on the materialism, the motivation to follow the views of others, the perception of ease of doing luru duit. Internal factors as triggers, external factors include micro and macro. At the micro level includes the ability to access opportunities, namely the lack of jobs and poor education. At the macro level include social situations, for example, early marriage and divorce as well as the situation of a long history of forming Bongas as the source of women for prostitution. The phenomenon of luru duit will be facilitated by the presence of the figure of the channel. Chanel as a liaison has a mode in two ways, namely using violence methode, coercion and fraud. The second way is to utilize the victim and the victim's parents desire for a better life in a way to seduce with money.
Kata Kunci : Luru Duit, Prostitusi anak, Indramayu