ANALISIS RESIDU 3-amino-2-oxazolidinone (AOZ) PADA HATI DAN OTOT DADA AYAM SETELAH PROSES PEMANASAN MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

NUR IKA PRIHANANI, Dr. drh. Widagdo Sri Nugroho, M.P; Dr. drh. Agustina Dwi Wijayanti, M.P

2017 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Furazolidone merupakan antibiotik sintetik yang memiliki aktivitas tinggi terhadap pengobatan infeksi pada unggas yang disebabkan oleh Escherichia coli, Salmonella spp. dan Shigella spp. Dalam tubuh unggas, furazolidone mengalami biotransformasi membentuk residu metabolit 3-amino-2-oxazolidinone (AOZ) yang bersifat protein binding dan karsinogenik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemanasan terhadap keberadaan residu AOZ pada hati dan otot dada ayam. Ayam sehat sebanyak 21 ekor dipelihara sejak umur DOC (Day Old Chicken) hingga masa panen. Ayam dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, masing-masing 7 ekor yaitu kelompok A (sebagai kontrol negatif), kelompok B (pemberian furazolidone 100 mg/kg pakan sebagai imbuhan pakan selama 37 hari) dan kelompok C (pemberian furazolidone 400 mg/kg pakan sebagai terapi selama 9 hari menjelang panen). Ayam dipanen pada hari ke-37 kemudian diambil hati dan otot dada sebagai sampel. Selanjutnya hati dan otot dada dipanaskan dengan cara direbus mg/kg pakan sebagai imbuhan pakan selama 37 hari) dan kelompok C (pemberian furazolidone 400 mg/kg pakan sebagai terapi selama 9 hari menjelang panen). Ayam dipanen pada hari ke-37 kemudian diambil hati dan otot dada sebagai sampel. Selanjutnya hati dan otot dada dipanaskan dengan cara direbus (pada suhu 100±1°C) masing-masing selama 9 menit dan 24 menit serta digoreng (pada suhu 170±3°C) masing-masing selama 2-3 menit dan 7 menit. Masing-masing kelompok diperiksa terhadap residu AOZ dengan metode Kromatografi Cair Kinerja tinggi (KCKT) sebelum dan sesudah pemanasan. Analisis hasil uji residu AOZ dilakukan secara deskriptif. Tidak ditemukan residu AOZ pada sampel hati dan otot dada kelompok A baik dalam kondisi mentah maupun setelah direbus dan digoreng. Pada kelompok B, residu AOZ terdeteksi sebesar 100% sampel hati mentah, setelah direbus hanya 14.3% sampel dan setelah digoreng tidak terdeteksi. Sedangkan pada sampel otot dada mentah, residu AOZ terdeteksi sebesar 85.7% sampel, setelah direbus tidak terdeteksi dan setelah digoreng 14.3% sampel. Pada kelompok C, residu AOZ terdeteksi sebesar 100% sampel hati mentah, setelah direbus 85.7% sampel dan setelah digoreng 14.3% sampel. Sedangkan pada otot dada mentah, residu AOZ terdeteksi sebesar 28.6% sampel, setelah direbus 71.4% sampel dan setelah digoreng 14.3% sampel. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanasan mampu menurunkan residu AOZ pada hati dan otot dada, namun konsentrasi residu AOZ pada sampel tersebut masih di atas minimum required performance level menurut European Commission Decision 2003/181/EC.

Furazolidone is a synthetic antibiotic which has a high activity against the infections in poultry caused by Escherichia coli, Salmonella spp. and Shigella spp. In the body, furazolidone will be biotransformed to be 3-amino-2-oxazolidinone (AOZ), which has a carcinogenic effect. This study aims to determine the effect of heating process on the presence of AOZ residues in the liver and chicken breast muscle. Twenty one healthy chickens were maintained since the age of DOC (Day Old Chicken) until harvest. The chickens were divided into three treatment groups, each group consist of 7 chickens: group A (negative control), group B (furazolidone 100 mg/kg feed as feed additives for 37 days) and group C (furazolidone 400 mg/kg feed as therapy for 9 days before harvest). The chickens were harvested on day 37th and then the liver and breast muscle were collected as samples. Furthermore, the liver and breast muscle performed heating process by boiling (at a temperature of 100±1°C) respectively for 9 minutes and 24 minutes, and fried (at a temperature of 170±3°C) each for 2-3 minutes and 7 minutes. Afterwards, each group checked for AOZ residue using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) methods before and after heating. Analysis of test results were done descriptively. AOZ residues were not found in raw, boiled and fried samples of the liver and breast muscle. In group B, AOZ residues detected 100% in the raw liver samples, 14.3% of the boiled samples and after frying were not detected. While in the raw breast muscle, AOZ residues were detected in 85.7% of samples, after frying 14.3% of the samples and after being boiled undetectable. In group C, AOZ residues detected 100% in the raw liver samples, 85.7% of the boiled sample and after frying 14.3% of the samples. While in the raw breast muscle, AOZ residues detected in 28.6% of samples, 71.4% after being boiled sample and after frying 14.3% of the samples. This study showed that heating process reduced AOZ residue in the liver and chicken breast muscle, but the concentration still above the minimum required performance level according to the European Commission Decision 2003/181/EC.

Kata Kunci : residu, AOZ, pemanasan, KCKT/residue, AOZ, heating, HPLC