Laporkan Masalah

Strategi Pengakhiran Program Green Corridor Initiative oleh Chevron Geothermal Salak, Ltd sebagai Upaya Keberlanjutan Pemberdayaan Masyarakat Koridor di Cipeteuy, Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat

EFRITA NUR P S S, Dr. Krisdyatmiko, S.Sos., M.Si ; Danang Arif Darmawan, S.Sos., M.Si

2017 | Tesis | S2 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Kemandirian masyarakat penerima manfaat program CSR dalam mengelola dampak positif program menjadi salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan program CSR. Dampak positif diharapkan akan terus berlanjut ketika perusahaan sudah tidak mendampingi masyarakat lagi, sehingga tujuan pemberdayaan masyarakat tercapai. Bukan hal mudah untuk mencapainya, oleh karena itu perlu adanya perencanaan program yang sistematis untuk menjamin keberlanjutan pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan strategi yang tepat, salah satunya adalah strategi pengakhiran. Maka dari itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah a) Bagaimana penyadaran masyarakat koridor yang awalnya perambah hutan menjadi perestorasi hutan?; b) Bagaimana pelembagaan yang dilakukan CGS untuk menjaga konsistensi perilaku masyarakat perestorasi hutan?; c) Bagaimana strategi pengakhiran program Green Corridor Initiative yang dilakukan oleh CGS sehingga pemberdayaan masyarakat tetap berkelanjutan? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Cisarua, Cipeteuy, Kabandungan, Sukabumi Jawa Barat. Unit analisis penelitian ini adalah KSM Jarmaskor, CGS, Yayasan Kehati dan BTNGHS. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman, institusional Uphoff dan konsep Exit Strategy B.L Rogers dan K. E. Macias. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyadaran masyarakat koridor terjadi sebelum adanya program GCI di tahun 2004 dimana masyarakat koridor mengalami tiga kali momen konstruksi sosial (Berger & Luckmann). Momen pertama terjadi ketika masyarakat koridor menjadi buruh hutan Perum Perhutani. Momen kedua terjadi ketika adanya perubahan regulasi pengelolaan hutan Gunung Salak yang menyebabkan perambahan hutan. Momen ketiga terjadi ketika masyarakat koridor merestorasi hutan secara swadaya tahun 2004. Masyarakat koridor mendirikan institusi sosial (Uphoff) untuk mewadahi kegiatan restorasi hutan yaitu KSM Jarmaskor. Di tahun 2012, CGS menyelenggarakan program GCI yang berperan sebagai penguat kesadaran masyarakat koridor dalam restorasi hutan serta peningkatan kapasitas dan pendapatan masyarakat dalam kegiatan ekonomi produktif melalui pelatihan dan pendampingan. Strategi pengakhiran (Roger dan Macias) program GCI oleh CGS yang dilakukan dengan pendekatan phase over (fase pengalihan) ke KSM Jarmaskor. Program GCI dialihkan pengelolaannya ke KSM Jarmaskor yang telah diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengelola program GCI selepas tidak didampingi CGS. Sehingga, tujuan program GCI yitu meningkatkan partisipasi masyarakat koridor dalam restorasi hutan KHS serta peningkatan pendapatan bisa tercapai.

The independence of CSR programs beneficiaries in managing positive impact of the program became one of the indicators of success of CSR program implementation. The positive impact is expected to be continued even if the company is no longer assist the community so that the purpose of community empowerment is achieved. It is not easy to achieve it, therefore it is necessary to make a systematic program planning to ensure the sustainability of the community empowerment using an appropriate strategy, one of them is the exit strategy. Thus, the formulation of problems in this research is a) How the awareness process of the corridor community who once the forest encroachment become forest restorer? b) How is the institutionalization done by CGS to consistently maintain the community of forest restoration behavior c)? How the exit strategy of Green Corridor Initiative done by CGS so that community empowerment keep sustain? This research is using descriptive-qualitative method. The location of the research in Cisarua sub-village, Cipeteuy village, Kabandungan sub-district, Sukabumi, West Java. Unit of analysis in this research is KSM Jarmaskor, Chevron Geothermal Salak, Ltd, Yayasan Kehati, and Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Data collection method is using observation, interview, and documentation. Data analysis is using Social Construction by Peter L. Berger and Thomas Luckman, Social Institution by Uphoff, and the Exit Strategy concept by B.L Rogers and K.E Macias. Data validity technique is using triangulation. Result of the research shows that the awareness of corridor community is happened before the implementation of GCI program in 2004 where the corridor community experienced a social construction three times (Berger & Luckman). First moment was when the corridor community became a forest labour of Perum Perhutani. Second moment was when there was a regulation changing in forest management of Gunung Salak that made the corridor community spread to the forest. Third moment was when the corridor community restored the forest individually (not involving the government) in 2004. The corridor community built a social institution in forest restoration named KSM Jarmaskor (Uphoff). In 2012, Chevron Geothermal Salak, Ltd, held GCI program that contributed in strengthening the corridor community awareness in restoring the forest as well as increasing capacity and community income in productive economic activities through training and mentoring. The exit strategy of GCI program by Chevron Geothermal Salak, Ltd is done by KSM Jarmaskor. The GCI Program is redirected to KSM Jarmaskor which has given training and mentoring to manage the GCI program after there is no longer assist from CGS. So that the purposes of the GCI program can be achieved.

Kata Kunci : Exit Strategy, Konstruksi Sosial, Corporate Social Responsibility

  1. S2-2017-376384-abstract.pdf  
  2. S2-2017-376384-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-376384-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-376384-title.pdf