ADAT ECOLOGY: THE PRACTICE OF SASI AND ADAT REVITALIZATION IN HARUKU, CENTRAL MALUKU
RIBKA NINARIS BARUS, Dr. Samsul Maarif; Dr. Kelli A. Swazey
2017 | Tesis | S2 Agama dan Lintas BudayaPenelitian ini mengkaji tentang konsep ekologi dalam praktik sasi adat masyarakat Negeri Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Sasi adalah salah satu praktik kearifan lokal di Maluku untuk mengatur hubungan antara manusia makhluk dan/atau wujud lain dalam dunia. Kajian terhadap praktik sasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan perspektif ekologi adat, yakni perspektif yang berakar pada kosmologi dan padangan dunia masyarakat setempat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Haruku memiliki pemahaman dan perspektif yang khas terhadap dunia. Dalam pandangan dunia masyarakat Haruku, relasi sosial tidak hanya terjalin antara manusia dan manusia, tetapi juga antara manusia dengan alam dan tete nenek moyang yang saling terhubung (interrelated) dan saling mempengaruhi (interconnected). Sasi adalah praktik konkrit yang dilakukan manusia dalam menjaga hubungan tersebut. Berdasarakan pada pandangan dunia yang demikian maka konsep ekologi adat sasi adalah relasi antar subjek yang resiprokal dan saling bertanggung jawab dalam memelihara keteraturan kosmos. Penelitian ini juga mengkaji praktik sasi adat di Haruku dan keterkaitannya dengan diskursus adat dan revitalisasi adat di Indonesia. Bagaimana sasi dipahami dan direkonstruksi secara politis, serta implikasinya terhadap fenomena kebangkitan atau revitalisasi adat di Indonesia secara umum, dan di Haruku secara khusus. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Secara tidak langsung praktik sasi di Haruku berdampak pada revitalisasi adat di Indonesia, dan sebaliknya. Revitalisasi/kebangkitan adat yang sedang berlangsung menimbulkan isu sehubungan dengan munculnya eksklusivitas para pengaku adat.
This research examines the concept of ecology in the practice of sasi adat in Negeri Haruku, Central Maluku. Sasi is a kind of practice based on local wisdom/knowledge in maintaining the relationship between human and other than human beings in the cosmos. This research uses indigenous ecological approach, that is the perspective which is rooted in cosmology and world view of local communities. This research finds out that Haruku society has particular understanding and perpective of the world. Based on their world view, social relation is not exclusively for human beings, but also involve the roles of other beings, namely tete nene moyang and the natural things, who are interrelated and interconnected. Sasi is a concrete action practiced in maintaining the relation between human, nature, and tete nene moyang in order to maintain the stability of the cosmos. Thus, the concept of adat ecology is intersubjective relation of all beings, which is reciprocal and mutual responsible in preserving the regularity of the cosmos. This research also examines the practice of sasi adat in Haruku and its linkages to the discourse adat revitalization in Indonesia, the way sasi is understood and reconstructed for political interests, and its implications for the phenomenon of adat revivalism or revitalization in Indonesia in general, and specifically in Haruku. The results of this study indicate that indirectly, the practice of sasi adat in Haruku impact on adat revitalization in Indonesia, and vice versa. Revitalization/adat revivalism that occured post New Order regime raises issues regarding the exclusivity of adat leaders.
Kata Kunci : Ekologi, Adat, Revitalisasi, Sasi, Haruku