PROFIL MIKROORGANISME PADA ABSES LEHER DALAM AKIBAT INFEKSI ODONTOGENIK DI RSUP DR.SARDJITO TAHUN 2010-2015

LIDIA PUTRI HAPSARI, dr. Agus Surono, Ph.D, M.Sc., Sp.THT-KL (K); dr. Raden Ludhang Pradipta R., M.Biotech, Sp.MK; dr. Camelia Herdini, M.Kes., Sp.THT-KL, FICS

2016 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar belakang: Abses leher dalam adalah terkumpulnya pus dalam ruang potensial di antara fasia kepala dan leher akibat infeksi pada daerah kepala dan leher, namun penyebab terseringnya adalah infeksi odontogenik. Abses leher dalam dapat berujung pada komplikasi serius yang mengancam nyawa bila tidak ditangani secara adekuat. Mikroorganisme penyebab abses leher dalam bersifat polimikroba sehingga dipelukan penelitian tentang pola mikroorganismenya sebagai pertimbangan memilih terapi antibiotiknya. Tujuan: mengkaji pola mikroorganisme pada pasien abses leher dalam akibat infeksi odontogenik di RSUP dr. Sardjito pada tahun 2010-2015. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Data diambil dari RS dr.Sardjito di bagian Instalasi Catatan Medik untuk mengetahui pola mikroorganisme yang didapat pada pasien abses leher dalam. Data rekam medik dengan diagnosis abses leher dalam (ICD-10: L.02.1) diambil dari tahun 2010-2015 dengan kriteria inklusi memiliki riwayat infeksi odontogenik dan kriteria eksklusi tidak terlampir hasil pemeriksaan kultur bakteri. Hasil: rekam medis yang diperoleh berjumlah 17 dengan karakteristik pasien berjenis kelamin laki-laki 12 (71%) dan 5 (29%) perempuan, rentang usia 20-81 tahun. Abses submandibula sebanyak 7 kasus (37%), abses parafaring 4 (20%), abses mandibula 3 (15%), abses retrofaring 1 (5%), dan unspecified 4 (20%). Lokasi infeksi gigi tersering pada molar kedua bawah berjumlah 12 kasus, molar pertama bawah 6, molar ketiga bawah 4. Mikroorganisme yang didapat memiliki proporsi bakteri gram positif berjumlah 12, bakteri gram negatif berjumlah 13, dan jamur 2. Bakteri gram positif tersering adalah Streptococcus viridans berjumlah 5 kasus dan Streptococcus faecalis sebanyak 3 kasus. Bakteri gram negatif tersering adalah Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa masing-masing berjumlah 3 kasus. Jamur yang ditemukan adalah Candida albicans sejumlah 2 kasus. Kesimpulan: mikroorganisme terbanyak yang ditemukan adalah Streptococcus viridans, diikuti oleh Streptococcus faecalis, Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa. Kata kunci: abses leher dalam, pola bakteri, infeksi odontogenik

Background: Deep neck abscess is the collection of pus in the potential space which located between the fascia of head and neck as a result of infections from head and neck regions. The most common etiology is odontogenic infections. Deep neck abscess can lead to life-threatening conditions if not treated adequately. The microorganisms that causing deep neck abscess are polymicrobial, therefore it is neccesary to study the microorganism�s pattern in deep neck abscess as consideration for selecting antibiotic therapy. Objective: To know the microorganism�s pattern in deep neck abscess as a result of odontogenic infections at Dr. Sardjito Hospital in 2010-2015. Methods: This study used an observational descriptive method. Data were taken from Medical Record Installation at Dr. Sardjito Hospital. Medical records which included in this study were deep neck abscess patients (ICD-10: L02.1) in 2010- 2015 and had odontogenic infections, while medical records which didn�t have bacterial culture examination results were excluded. Results: The medical records that obtained are 17 in total, with patient�s characteristics males 12 (71%) and females 5 (29%) and ages 20-81 years. Submandibullar abscess are 7 cases (37%), parapharyngeal abscess 4 (20%), mandibular abscess 3 (15%), retropharyngeal abscess 1 (5%), and unspecified 4 (20%). The most common affected tooth is the second lower molar 12 cases, the first lower molar 6, and the third lower molar 4. Gram positive bacteria that found are Streptococcus viridans 5 cases and Streptococcus faecalis 3 cases, while Gram negative bacteria are Klebsiella pneumonia and Pseudomonas aeruginosa respectively 3 cases. We also found fungi Candida albicans 2 cases. Conclusions: The most common microorganisms that found are Streptococcus viridans, followed by Streptococcus faecalis, Klebsiella pneumonia and Pseudomonas aeruginosa. Keywords: deep neck abscess, microorganism�s pattern, odontogenic infections.

Kata Kunci : abses leher dalam, pola bakteri, infeksi odontogenik