FAKTOR RISIKO SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS DI KEGIATAN LAYANAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL MOBILE Studi di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah
MAYTA SARI DWIANGGIMAWATI, Dr. dr. Sunardi Radiono, Sp. KK (K).; drg. Theodola Baning Rahayujati, M.Kes.
2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang: Servisitis merupakan salah satu IMS yang mungkin asimtomatis dan bila tidak ditangani dapat menyebabkan penyakit radang panggul, membahayakan organ reproduksi dan infertilitas, kehamilan ektopik, atau radang panggul kronis. Orang yang telah aktif seksual memiliki risiko terkena IMS. PSK merupakan kelompok yang berisiko tinggi terserang IMS karena perilaku berganti-ganti pasangan dan perilaku pengunaan kondom yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko servisitis pada WPS di Kabupaten Cilacap. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional analitik. Responden adalah 147 WPS yang mengikuti kegiatan layanan IMS mobile di Klinik IMS Times dan Klinik IMS Citra. Data faktor risiko dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur. Hasil diagnosa servisitis didapatkan dari hasil pewarnaan gram dan metilen biru dari usap serviks dengan ditemukannya salah satu dari tanda adanya duh tubuh mukupurulen, jumlah PMN 30, atau ditemukan diplokokus intrasel. Data dianalisis menggunakan Poisson regression with robust variance estimator. Hasil: Prevalensi servisitis pada WPS di Kabupaten Cilacap sebesar 70,75% (104/147). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko servisitis adalah usia (aPR=1,609, 95% CI=1,304-1,987), pendapatan (aPR=1,283, 95% CI=1,055-1,560), riwayat melahirkan (aPR=1,273, 95% CI=1,006-1,610), ratarata jumlah tamu per minggu (aPR=1,292, 95% CI=1,039-1,606), dan penggunaan kondom (aPR=1,440, 95% CI=1,082-1,917). Simpulan: Prevalensi servisitis pada WPS di Kabupaten Cilacap sebesar 70,75%. Usia, pendapatan, riwayat pernah melahirkan, rata-rata jumlah pelanggan per minggu, dan pemakaian kondom tidak konsisten merupakan faktor risiko kejadian servisitis pada WPS di Kabupaten Cilacap. Diperlukan adanya peningkatan kesadaran penggunaan kondom bagi WPS dan pelanggannya melalui kegiatan penyuluhan dan konseling di setiap kegiatan layanan IMS mobile oleh tim dari Klinik IMS. Sasaran potensial kegiatan penyuluhan dan konseling adalah WPS yang berusia muda (<=30 tahun).
Background: Cervicitis is one of STI that may be asymptomatic. Untreated cervicitis can cause pelvic inflammatory disease, infertility, ectopic pregnancy, or chronic pelvic inflammation. People who have been sexually active have an higher risk of STIs. FSW is a high-risk group of STI because of multiple sexual partners and inconsistent condom use. This study aims to identify risk factors of cervisitis among FSW in Cilacap District. Methods: This study used cross-sectional design. Total of respondents were 147 FSW who participated in the mobile STI services. Demographic characteristic and risk factor data were collected by interviews using structured questionnaire. Diagnosa of cervicitis obtained by laboratory test of cerviks swab. Data were analyzed using Poisson regression with robust variance estimators. Results: Prevalence of cervicitis among FSW in Cilacap District were 70.75%. Multivariate analysis showed that the risk factor of cervicitis among FSW were age -24 years old (APR=1.609, 95% CI=1.304-1.987), income (APR=1.283, 95% CI=1.055-1.560), childbirth history (APR=1.273, 95% CI=1.006-1.610), number of clients per week (APR=1.292, 95% CI=1.039-1.606), inconsistent of condoms use (APR=1.440, 95% CI=1.082-1.917). Conclusion: Prevalence of cervicitis among FSW in Cilacap District were 70.75%. Age, income, childbirth history, number of clients per week, and inconsistent of condoms use are risk factors of cervicitis among FSW. Needs to increase awareness of the condoms use among FSW through health promotion and counseling in mobile STI services by team of STI Clinics. Potential target outreach helath promotions and counseling are younger FSW (<=30 years old).
Kata Kunci : servisitis, WPS, faktor risiko, cervicitis, FSW, risk factors