Kesejahteraan Subjektif Guru yang Telah Menikah Ditinjau dari Status Sertifikasi dan Jenis Kelamin
MONIKA SULISTYANTO, Prof. Dr. Saifuddin Azwar, M. A
2017 | Tesis | S2 PsikologiKesejahteran merupakan salah satu komponen penting bagi guru guna menjalani peran sebagai pendidik terhadap generasi bangsa. Pemerintah menaruh perhatian terhadap kesejahteraan guru dengan membuat kebijakan sertifikasi. Tambahan insentif diharapkan mampu mencukupi kebutuhan guru. Kesejahteraan subjektif meliputi kepuasan hidup individu dan afeksi. Individu dinyatakan bahagia jika memiliki kesejahteraan subjektif yang baik yakni puas atas kehidupannya dan lebih banyak merasakan afeksi positif daripada afeksi negatif atas pengalaman yang mereka alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kesejahteraan subjektif guru yang telah menikah berdasarkan status sertifikasi dan jenis kelamin. Subjek penelitian merupakan guru laki-laki dan perempuan yang telah menikah tingkat Sekolah Dasar (SD) di 34 SD Kota Padang yang berjumlah 201 orang. Alat ukur yang digunakan adalah skala kesejahteraan subjektif guru. Hasil analisis kovarians menunjukkan bahwa guru yang telah disertifikasi memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi (bahagia) dibandingkan guru yang belum disertifikasi. Guru perempuan memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi (bahagia) daripada guru laki-laki.
Well-being is one of crucial components for teachers since they play their role as educators. The government has paid attention to teachers�¢ï¿½ï¿½ well-being through certification policy. Extra incentives granted to teachers is supposed to afford teachers�¢ï¿½ï¿½ needs. Subjective well-being consists of life satisfaction and affection. Individuals are considered happy If their level of subjective well-being is high. It indicates that their satisfaction to life and positive affection are greatly experienced than negative ones. This study is aimed at investigating whether certification status and gender differences predict the subjective well-being of married teachers. The subject of this study are married teachers of both genders working in 34 elementary schools in Padang (N= 201). The instrument used is Teachers�¢ï¿½ï¿½ Subjective Well-Being scale. Analysis using covariance showed that certified teachers have higher subjective well-being than their counterpart. Furthermore, female teachers display higher subjective well-being compared to male ones.
Kata Kunci : kesejahteraan subjektif, jenis kelamin, status sertifikasi