HUBUNGAN ANTARA STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KEJADIAN KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS (KVV) PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI KABUPATEN BANYUMAS
LEYNA CHUNAIFA, Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D.; drg. Th. Baning Rahayujati, M.Kes.
2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar belakang: Kandidiasis vulvovaginal (KVV) adalah infeksi mukosa yang disebabkan oleh spesies Candida dan merupakan salah satu masalah klinis yang paling umum pada wanita usia produktif. Wanita pekerja seks (WPS) merupakan kelompok berisiko tinggi untuk mengalami KVV. Prevalensi KVV di Indonesia pada WPS berkisar antara 12-33%. Kejadian KVV tahun 2013 pada WPS di Kabupaten Banyumas sebesar 61%. Stres dapat melemahkan sistem imun, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit termasuk KVV. WPS juga memiliki kerentanan terhadap stres. WPS di Kabupaten Banyumas tahun 2015 memiliki tingkat stres rendah 36%, sedang 37%, dan tinggi 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres psikososial dengan kejadian KVV pada WPS. Metode: Penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian case control dilakukan di klinik IMS puskesmas di Kabupaten Banyumas dengan sampel sebanyak 164 WPS (82 kasus, 82 kontrol). Instrumen penelitian adalah kuesioner terstruktur, kuesioner Social Readjustment Rating Scale (SRRS), timbangan berat badan, mikrotoise, peralatan laboratorium dan mikroskop untuk pemeriksaan KVV. Analisis data univariabel, bivariabel dan multivariabel dengan menggunakan logistic regression untuk menghitung nilai odds ratio, confidence interval (CI), dan p. Hasil: Hasil analisis bivariabel menunjukkan bahwa stres (p = 0,0248), seks oral (p = 0,0002), merokok (p = 0,0066), dan penggunaan kontrasepsi hormonal (p = 0,0191) berhubungan dengan kejadian KVV. Setelah dikendalikan dengan variabel perancu, pada analisis multivariabel menunjukkan bahwa stres tidak berhubungan dengan kejadian KVV (p = 0,339), sedangkan faktor risiko yang berkontribusi dalam terjadinya KVV pada WPS adalah melakukan hubungan seksual dengan seks oral (OR = 3,31, 95% CI = 1,60-6,83, p = 0,001) dan merokok lebih dari 10 batang/hari (OR = 2,33, 95% CI = 1,2-4,59, p = 0,014). Kesimpulan: Faktor risiko KVV adalah hubungan seksual dengan seks oral dan merokok 10 batang/hari. Direkomendasikan untuk menghindari hubungan seksual dengan cara seks oral dan merokok dengan jumlah < 10 batang/hari untuk menghindari risiko infeksi KVV.
Background: Vulvovaginal candidiasis (VVC) is a mucosal infection caused by Candida species and is one of the most common clinical problem in women of productive age. It is estimated that as much as 75% of women will experience at least one episode KVV in their lives and 50% will experience some episodes. Female sex workers (FSW) is a group at high risk for VVC. VVC prevalence among FSW in Indonesia ranged from 12-33%. VVC incident among FSW in Banyumas was 61%. FSW also has vulnerability to stress. Stress can weaken the immune system that increase the susceptibility to diseases including VVC. Thus, this study aims to determine the relationship between psychosocial stress with VVC incident on FSW. Methods: The study design was case control and it was done in STI health center clinics in the Banyumas District with sample size was 164 FSW (82 cases & 82 control). The research instrument was structured questionnaire, Social Readjustment Rating Scale (SRRS), laboratory equipment and microscopes for inspection VVC. Data analysis using logistic regression to calculate odds ratios, confidence interval (CI), and p value. Results: The last multivariate analysis showed that stress was not have relation with VVC, the risk factors that contribute to the occurrence of VVC on FSW was oral sex (OR = 3.31, 95% CI = 1.60 to 6.83, p-value = 0.001) and smoking 10 cigarettes/day (OR = 2.33, 95% CI = 1.2 to 4.59, p-value = 0.014). Conclusions: The risk factors of VVC were sexual intercourse with oral sex and smoking ten cigarettes/day. We recommend to avoid sexual intercourse with oral sex and smoking < ten cigarettes/day to reduce the risk of infection VVC.
Kata Kunci : stres psikososial, kandidiasis vulvovaginal, wanita pekerja seks, case control, stress psychosocial, candidiasis vulvovaginal, female sex worker, case control, Banyumas District