Perkembangan Objek-objek Wisata Pantai di Kabupaten Bantul
Lovita F. Darmayani, Dr. Ir. Suryanto, MSP.; Ir. Leksono Probo Subanu, MURP., Ph.D.
2017 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahObjek wisata pantai menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Bantul yang ikut mempengaruhi kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain termasuk dalam bagian Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi daya tarik wisata unggulan skala nasional maupun internasional, akses untuk menuju objek-objek wisata pantai tersebut dari Kota Yogyakarta sebagai destinasi pariwisata utama di Provinsi DI. Yogyakarta juga lebih mudah jika dibandingkan dengan objek wisata pantai di kabupaten lainnya. Dibalik potensi yang dimiliki tersebut, jumlah wisatawan di beberapa objek wisata pantai masih tergolong sedikit dan minat wisatawan cenderung terkonsentrasi pada Kawasan Parangtritis, sehingga mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan perkembangan antar objek wisata pantai walaupun terletak di kawasan pesisir yang sama. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan bentuk perkembangan objek-objek wisata pantai yang terdapat di Kabupaten Bantul dan menemukan faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan perkembangan objek-objek wisata pantai di Kabupaten Bantul. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deduktif yaitu menggunakan metode campuran. Lokasi penelitian yaitu pada sembilan objek wisata pantai, meliputi Pantai Parangtritis, Parangkusumo, Depok, Samas, Pandansari, Goa Cemara, Kuwaru, Baru dan Pandansimo. Penelitian ini menggunakan model Butler (1980) mengenai Tourism Area Life Cycle (TALC) untuk menganalisis kondisi perkembangan objek-objek wisata pantai. Data diperoleh melalui wawancara dengan informan yang dipilih menggunakan purposive dan snowball sampling, melalui kuesioner yang disebar kepada wisatawan dan data sekunder. Setelah itu, mencari faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan perkembangan pada objek-objek wisata pantai tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini Pantai Baru, Goa Cemara, dan Pandansari berada pada tahapan perkembangan involvement, Pantai Parangkusumo dan Parangtritis pada tahapan consolidation, Pantai Kuwaru dan Samas pada tahapan stagnation, Pantai Depok pada tahapan development dan Pantai Pandansimo pada tahapan decline. Faktor yang menyebabkan adanya perbedaan perkembangan pada objek-objek wisata pantai tersebut yaitu jumlah kunjungan wisatawan, ketersediaan daya tarik dan kondisinya, ketersediaan moda transportasi umum menuju objek wisata pantai, ketersediaan dan kondisi fasilitas pariwisata yang menunjang kegiatan wisatawan, kegiatan promosi yang dilakukan pengelola serta peran lembaga pengelola, masyarakat dan pemerintah dalam pengembangan objek wisata pantai.
Coastal tourism site are being one of the tourism attraction mainstay in Bantul Regency that influence the tourism sector's contribution to local revenue (PAD). Besides included as part of strategic areas of the national tourism (KSPN) which has the tourism resource potential to be a tourist attraction superior in national and international scale, access to the coastal tourism sites from Yogyakarta City as a primary tourism destination in DI. Yogyakarta Province is also more easier than coastal tourism sites in other regency. Behind that potential, the number of tourists in some coastal tourism site are still relatively low and tourist interest tends to be concentrated in Parangtritis area. Thus, it’s indicating that there are differences between the development of the coastal tourism sites although located in the same coastal area. The purpose of this research are to describe the development of coastal tourism sites in Bantul Regency and to find the factors that causing the differences of coastal tourism sites development in Bantul Regency. This research used the deductive approach with mixed methods. The location of this research in 9 coastal tourism sites, which are Pantai Parangtritis, Parangkusumo, Depok, Samas, Pandansari, Goa Cemara, Kuwaru, Baru and Pandansimo. This research used Butler’s model (1980) about the Tourism Area Life Cycle (TALC) to analyze development condition of coastal tourism sites. The data was obtained by interviews with informants who selected using purposive and snowball sampling, by questionnaires which distributed to tourists and secondary data. After that, this research found for the factors that causing the differences of coastal tourism sites development in Bantul Regency. Research showed that this time, Pantai Baru, Goa Cemara and Pandansari are at involvement stage, Parangkusumo and Parangtritis are at consolidation stage, Kuwaru and Samas are at stagnation stage, Depok at development stage and Pandansimo at decline stage. The factors that cause the differences of coastal tourism sites development are the number of tourist, availability and conditions of attraction, availability of public transportation to coastal tourism sites, availability and conditions of tourism facilities, promotion, as well as the role of tourism management institutions, local communities and governments in the development of coastal tourism site.
Kata Kunci : Objek Wisata Pantai, Perkembangan Pariwisata, Model Butler, TALC; Coastal Tourism Site, Tourism Development, Butler’s Model, TALC