Evaluasi Penggunaan Parasetamol Intravena Pada Pasien Anak Rawat Inap di RSUD Mas Amsyar Kasongan Kalimantan Tengah
DITA NURURIYANIE, Prof. Dr. Lukman Hakim, M.Sc., Apt dan Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, M.Si., Apt
2017 | Tesis | S2 Magister Farmasi KlinikParasetamol infus termasuk bentuk sediaan obat yang tersedia di Indonesia. Indikasi parasetamol infus adalah untuk terapi jangka pendek pada nyeri dan demam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas penggunaan parasetamol intravena pada pasien anak rawat inap di RSUD Mas Amsyar Kasongan Kalimantan Tengah serta untuk melihat hubungan antara rasionalitas pengobatan parasetamol intravena terhadap luaran klinik pada pasien anak rawat inap di RSUD Mas Amsyar Kasongan Kalimantan Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan rancangan kohort retrospektif, dengan menggunakan data rekam medik pasien anak rawat inap selama periode Oktober 2014-Oktober 2016. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok pasien yang menggunakan parasetamol intravena yang rasional dan yang tidak rasional. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dievaluasi rasionalitas dengan menggunakan kriteria 4T meliputi tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat dan tepat dosis, kemudian dicatat luaran klinik dari terapinya. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Chi-square untuk melihat pengaruh variabel rasionalitas pengobatan terhadap pencapaian luaran klinik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasionalitas penggunaan parasetamol intravena dari 136 pasien anak rawat inap di RSUD Mas Amsyar Kasongan Kalimantan Tengah dilihat dari kriteria 4T yaitu tepat indikasi sebesar 100%, tepat obat sebesar 50%, tepat pasien sebesar 100% dan tepat dosis sebesar 8,09%. Pasien yang mendapatkan terapi parasetamol intravena secara rasional sebanyak 8 pasien (5,88%), sedangkan penggunaan yang tidak rasional sebanyak 128 pasien (94,12%). Rata-rata penurunan suhu tubuh 4 jam setelah pemberian adalah 0,6ËšC. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara rasionalitas pengobatan parasetamol intravena dengan luaran klinik (p>0,05).
Paracetamol infusion is a dosage drug form which is available in Indonesia. The indication of paracetamol infusion is for short-term therapy on pain and fever. This study aims to determine the rationality of the use of paracetamol intravenous to hospitalized pediatric patients in regional public hospital of Mas Amsyar Kasongan Central Borneo. It also purposes to see the relationship between the rationality of paracetamol intravenous treatment and clinical outcomes to hospitalized pediatric patients in regional public hospital of Mas Amsyar Kasongan Central Borneo. This study is an observational analytic study using retrospective cohort design, by using data from medical records of hospitalized pediatric patients during the period of October 2014 to October 2016. The evaluation is using two groups of patients that are a group of patient that use rational paracetamol intravenous and a group of patient that use irrational paracetamol intravenous. Patients who met the inclusion criteria are rationally evaluated by using 4P criteria that are proper in indication, proper in patient, proper in medicine and proper in dosage. Then clinical outcomes of therapy are recorded. The result of the study is analyzed using Chi-square to see the influence of rationality variable of treatment to the achievement of clinical outcome. The result of the study shows that the rationality of the paracetamol intravenous use from 136 hospitalized pediatric patients in regional public hospital of Mas Amsyar Kasongan Central Borneo seen from 4P criteria is 100% of proper in indication, 50% of proper in medicine, 100% of proper in patient, and 8.09% of proper in dosage. Patients who receive rational paracetamol intravenous therapy are 8 patients (5,88%). While patients who receive irrational paracetamol intravenous are 128 patients (94,12%). The average of drop in temperature after 4 hours intravenous is 0.60C. The statistical analysis presents that there is no correlation between the rationality of paracetamol intravenous treatment and clinical outcome (p> 0.05).
Kata Kunci : Evaluasi penggunaan obat, Parasetamol intravena, Rasionalitas.