Laporkan Masalah

PENTINGNYA REKAM MEDIS PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SEBAGAI ALAT BUKTI HUKUM KASUS PIDANA

ARTHUR APRIRADINO DJANGOEK, dr. Beta Ahlam Gizela, Sp.F.,DFM;dr. Martiana Suciningtyas TA, Sp.F

2016 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Kualitas pencatatan rekam medis adalah salah satu aspek yang dapat digunakan untuk menilai baik tidaknya suatu kualitas pelayanan kesehatan. Karenanya perlu diperhatikan sekali apa yang tertulis di dalam rekam medis. Penekanan pada IGD ialah menolong pasien secepatnya demi menyelamatkan nyawanya. Oleh karena itu, seringkali informasi/data dalam rekam medis kesehatan gawat darurat kurang diperhatikan kelengkapannya. Pencatatan rekam medis pun perlu dijadikan perhatian dengan alasan bahwa rekam medis tidak hanya memiliki kepentingan medis tetapi rekam medis sendiri memiliki kekuatan hukum yang dapat digunakan sebagai alat bukti hukum jika memang diminta aparatur penegak hukum. Tujuan: Mengetahui gambaran kualitas medis dan hukum rekam medis, serta kaitannya dengan pentingnya rekam medis sebagai alat bukti hukum kasus pidana pada Instalasi Gawat Darurat di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional terhadap rekam medis pasien IGD dan Kepala Instalasi Rekam Medis RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Masing-masing sampel ditelaah kelengkapan serta otentisitasnya kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori yang telah dirumuskan. Sampel rekam medis yang digunakan berkisar dari bulan Oktober 2015 sampai Maret 2016 sehingga bisa didapatkan gambaran terkini dari kualitas rekam medisnya. Data dianalisis secara analitik. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa kualitas rekam medis dari segi medis memiliki kategori baik sejumlah 31,86%; kurang baik 61,95%; dan buruk 6,19%. Sedangkan dari segi hukum, presentase kategori baik sejumlah 17,70%; kurang baik 65,49%; dan buruk 16,81%. Dari 113 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 1 rekam medis yang disertai permohonan VeR. Rekam medis ini dari segi kualitas medisnya masih kurang lengkap, namun untuk segi kualitas hukum sudah baik. Descriptive statistics kualitas rekam medis; N= 113; mean= 2,13 dan standard deviation= 0,589. Chi-Square test kualitas rekam medis= 99,858; P value = 0,000 (P value ≤ 0,05). Uji statistik Chi-Square test menunjukkan beda kualitas rekam medis sebagai alat bukti hukum kasus pidana antar bulan yang bermakna secara statistika. Kesimpulan: Kualitas rekam medis pasien Instalasi Gawat Darurat RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten mencakup komponen kelengkapan (aspek medis) dan otentisitasnya (aspek hukum) masih kurang baik.

Background: The quality of record-keeping is one of the aspect that can be used to assess the quality of health service. Therefore need to be considered at all what is written in the medical record. IGD is an emphasis on helping the patient as soon as possible in order to save his life. Therefore, often the information / data in the medical record emergency health less attention completeness. Record-keeping also needs to be a concern on the grounds that the medical records do not only have medical needs but the medical records themselves have legal force that can be used as legal evidence if requested law enforcement officials. Objective: To know the representation quality of the medical and legal medical record, and its relation to the importance of medical records as evidence in a criminal case law on the ER in dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Method: This study is an observational study of medical records of patients IGD and Head of Installation Medical Record dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Each completeness and authenticity of sample was analyzed then grouped by categories that have been formulated. Samples of medical records used range from October 2015 through March 2016 so that it can obtain a current representation of the quality of medical records. Data were analyzed analytically. Results: Research shows that the quality of the medical records of medical terms have a good category number of 31.86%; unfavorable 61.95%; and bad 6.19%. While the terms of the law, have a good category number about 17.70%; unfavorable 65.49%; and bad 16.81%. From 113 samples that meet the inclusion and exclusion criteria, just 1 medical records obtained along with a request of VeR. These medical records in terms of medical quality is still not complete, but for the law has been good in terms of quality. Descriptive statistics the quality of medical records; N = 113; mean = 2.13 and standard deviation = 0.589. Chi- Square test of the quality of medical records = 99.858; P value = 0.000 (P value ≤ 0.05). The statistical test Chi-Square test showed different quality of medical records as evidence in a criminal case law between the months of significant statistics. Conclusion: The quality of medical records of the ER dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten patients includes components completeness (medical aspects) and authenticity (legal aspects) is still not good.

Kata Kunci : Rekam medis, alat bukti hukum kasus pidana, kualitas medis, kualitas hukum, kelengkapan isi, otentisitas

  1. S1-2016-346353-abstract.pdf  
  2. S1-2016-346353-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-346353-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-346353-title.pdf