Laporkan Masalah

RELIGIOUS PIETY, COMMODITY, and IDENTITY in the MUSLIM FASHION INDUSTRY in CONTEMPORARY INDONESIA: a CASE STUDY of KARITA MUSLIM SQUARE

FRANSISCA DWIJAYANTI, Dr. Gregory Vanderbilt

2016 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya

Industri busana muslim di Indonesia telah berkembang cukup pesat dalam dua dekade terakhir. Ini adalah isu yang menarik untuk dipelajari karena busana muslim adalah pasar yang berkembang di Indonesia untuk diproduski secara global dan domestik dan memiliki basis konsumen yang sangat menjanjikan dan aktif, yaitu target konsumen kelas menengah. Pada saat yang sama, isu ini juga dapat dianggap sebagai salah satu efek dari kebangkitan Islam. Untuk memahami perkembangan industri busana muslim di Indonesia, saya menggunakan pendekatan yang cukup banyak yaitu dari segi ekonomi dan gaya hidup. Namun, kita juga harus melihat pada faktor-faktor religiusitas yang membuat industri ini hadir dan berinteraksi dengan kaum Muslim muda dengan menyebarkan semangat dalam minat gaya hidup yang Islami di Indonesia. Penelitian ini mempelajari hubungan antara religiusitas, komoditas, dan konsumerisme dalam industri busana muslim di Indonesia melalui studi kasus satu perusahaan fashion-pengaturan, Karita Muslim Square, yang terletak di Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar di negara ini. Karita sebagai salah satu toko terkemuka memberikan kaum Muslim segala macam kebutuhan fashion atau busana. Saya berpendapat bahwa interaksi dinamis dalam motivasi dan praktek Karita dan konsumen dapat mendasarkan pada religiusitas, namun busana muslim juga telah menjadi komoditas dalam industri kreatif di Indonesia. Tentunya karena orang Indonesia di percaya bahwa agama adalah suatu hal yang penting dan mereka ingin menunjukkan identitas Muslim modern melalui pakaian dan fashion.

The Muslim fashion industry in Indonesia has grown quite rapidly in the last two decades. This is appealing issue to be studied because the Muslim fashion is a growing market in Indonesia for the global and domestic production and has a very promising and active consumer base, are becoming middle-class consumers. At the same time, it can be considered as one of the effects of the Islamic revival. To understand the development of the Muslim fashion industry in Indonesia, it is significant to research the phenomenon from the economic point of view. Yet, we also have to take a look at the factors of religiosity that make this kind of industry exist and shape the interplay of this industry with the current fervor of Islamic lifestyle such that this kind of clothes has become a new commodity in Indonesia. This study examines the relationship between piety, commodity, and consumerism in the Muslim fashion industry in Indonesia through a case study of one fashion-setting company, Karita Muslim Square located in Surabaya, one of the biggest cities in the country. Karita as one of the prominent store provides youth Muslims fashion needs. I argue that the dynamic interaction in the motivations and practices of Karita and the consumer may base on religiosity, yet Muslim fashion has also become a commodity in the creative industries in Indonesia. Surely because Indonesian people in believe that religion is central importance and they want to show piety through clothing and fashion.

Kata Kunci : Muslim fashion industry, commodification of religious piety, Muslim identity, Karita