Inventarisasi dan Arahan Prioritas Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Metro, Provinsi Lampung
MERLIGON, Dr R. Suharyadi, M.Sc; Prof Dr. Ir. Chafid Fandeli, M.S
2017 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganMenurut Bappeda (2012) luas Kota Metro adalah ± 6874 Ha memiliki luasan 1056 Ha atau 15,36 % Ruang Terbuka Hijau. Berdasarkan amanat Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 mengenai Penataan Ruang, Kota Metro harus menyediakan Ruang Terbuka Hijau seluas kurang lebih 950 Ha atau 14,64 % dari luas wilayah Kota Metro. Sebaran Ruang Terbuka Hijau harus diinventarisasi untuk perencanaan, pengontrolan dan pemeliharaan dan rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau untuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau di Kota Metro. Distribusi Ruang Terbuka Hijau harus diinventarisasi untuk perencanaan, pengontrolan dan pemeliharaan dan rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau untuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau di Kota Metro. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menginventarisasi Ruang Terbuka hijau; 2) menganalisis kebutuhan Ruang Terbuka Hijau; dan 3) menentukan arahan prioritas pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kota Metro. Metode yang digunakan untuk kegiatan inventarisasi adalah interpretasi visual pada citra WorldView-II dan survei lapangan. Analisis kebutuhan Ruang Terbuka Hijau dengan metode Gerrarkis dan estimasi ketersediaan Oksigen dari hasil konversi tutupan hijau menjadi volum Oksigen. Interpretasi visual dilakukan dengan bantuan 9 kunci interpretasi. Variabel yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan Ruang Terbuka Hijau adalah jumlah penduduk, produksi daging ternak, industri, dan jumlah kendaraan. Ketersediaan Oksigen diperoleh dari hasil konversi tutupan hijau menjadi volume Oksigen. Hasil penelitian menunjukkan Ruang Terbuka Hijau terdistribusi dalam 5 jenis Ruang Terbuka Hijau, diantaranya taman kota berjumlah 18, hutan kota berjumlah 9, inventarisasi Ruang Terbuka Hijau pekarangan berjumlah 16, makam berjumlah 34, median jalan berjumlah 6 dan pulan jalan 10, dan lapangan berjumlah 28. Total luas Ruang Terbuka yang terinventarisasi adalah 425,88 Ha atau 6,20 % terhadap luas Kota Metro. Total kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kota Metro pada tahun 2013 adalah 77,60 Ha, luasan tutupan hijau total adalah 365,60 Ha, dan ketersediaan Oksien total adalah 18.508,58 gram/hari. Perbandingan antara kebutuhan Ruang Terbuka Hijau dengan luasan tutupan hijau adalah positif, artinya kebutuhan Ruang Terbuka Hijau dapat dipenuhi dengan tutupan vegetasi. Arahan prioritas pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota Metro, kategori prioritas tinggi pada Kecamatan Metro Pusat, prioritas sedang pada Kecamatan Utara, Barat, dan Timur, dan kategori prioritas rendah pada Kecamatan Metro Selatan. Prioritas memiliki arti penting untuk memutuskan, mengembangkan, atau membangun Ruang Terbuka Hijau baru.
Total area of Metro city is ± 6874 Ha include of ±1056 Ha or 15,36 % of green open space. Fulfillment of green open space in accordance with the Act Number 26 2007 on Spatial Planning, Metro has to provide open space area of approximately 950 Hectares or 14,64% of the total area of Metro City. Green open space distribution should be inventoried for planning, controlling, maintenance and development of open space plan for the development of open space in Metro. This research aimed to 1) inventory of green open space; 2) analyze green open space need; 3) determine the direction of priority for developing open space in Metro. Method used in inventory are visual interpretation on World View-II image and field survey. Gerrarkis method is used to decide how much of green open space need and Oxygen availability estimation from the result of conversion green space to volume of Oxygen. Visual interpretation is done with nine keys of interpretation references. The variables used in this research are total population, livestock product, industry, and number of vehicles. The results showed the green open space distributed in five types : parks, city forests, yards, green line as median and road island the green open space of certain function are graveyard, fields, and the river border. The result showed the inventory of green open space are 18 city parks, 9 city forests, 16 yards, 34 graveyards, median numbered 6, road island numbered 10, and 28 field. The total inventory of green open space area are 425,88 Ha or 6,20 % of Metro City area. The total requirement of Green Open Space Metro City in 2013 were 77,60 Ha, total green cover is 365 Ha, and total availability of Oxygen is 18.508,58 g/day. Comparison between green open space need and green cover are positive, it means green cover can fulfilled green open space requirement. Development priority of open space in Metro is mostly classified as middle class. The District of Centre Metro on high priority, middle priority to North, West, and East, and low priority to the District of South Metro. Priority means that considered as important to decide, to develop, or to build new green open space.
Kata Kunci : inventarisasi, ruang terbuka hijau, prioritas, Kota Metro