Neuropati Perifer Sebagai Efek Samping Terapi Obat Anti Tuberkulosis Lini Dua pada Pasien Tuberkulosis Resisten Obat Ganda dan Tuberkulosis Resisten Obat Ganda Ko-Infeksi HIV di RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta
DIASA AYU RAHARNI, dr. H. Sumardi, Sp.PD-KP; dr. Heni Retnowulan, M. SC, Sp.PD-KP
2016 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTERHubungan antara TB-RO dan HIV sangatlah penting pada pasien yang berstatus immunokompromais. Pasien HIV rentan untuk terkena TB-RO. Terapi untuk kedua penyakit ini adalah terapi OAT lini dua dan antiretroviral (ART). Salah satu efek samping OAT lini dua dan terapi antiretroviral (ART) yang umum terjadi pada pasien TB-RO non HIV dan TB-RO-HIV adalah neuropati perifer. Gejala neuropati perifer adalah mati rasa, kelemahan, perasaan geli, atau rasa terbakar di ekstremitas. OAT yang disebut sebagai agen penyebab efek samping ini adalah kanamisin dan isoniazid.
Correlation between MDR-TB and HIV are necessary in immunocompromised patients. People live with HIV are vurnerable to get infection of MDR-TB. Treatment for MDR-TB-HIV are second-line tuberculosis drugs and anti-retroviral theraphy. One of side effects of anti-tuberculosis agents and ARV is peripheral neuropathy. Peripheral neuropathy is numbness, tingling or burning in the trunk or extremities. Anti-tuberculosis agents which is expected to give this adverse effect are kanamycin and isoniazid.
Kata Kunci : neuropati perifer, TB-RO, tuberculosis, HIV, efek samping