PENAKSIRAN NILAI EKONOMI HUTAN TANAMAN JATI SEBAGAI PENGHASIL KAYU DAN PENGURANG EROSI (Kasus di RPH Kubangkangkung, BKPH Kawunganten, KPH Banyumas Barat Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah)

ANISA TIARA HATI, Agus Affianto, S.Hut., M.Si

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Salah satu karakteristik sumberdaya hutan adalah adalah joint product, yaitu selain menghasilkan barang (goods) berupa kayu dan hasil hutan lainnya, juga menghasilkan jasa lingkungan. Salah satu jenis jasa lingkungan yang dihasilkan oleh sumberdaya hutan dalam bentuk stok adalah pencegahan erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui taksiran erosi tercegah dan nilai ekonomi hutan sebagai penghasil kayu dan pencegahan erosi. Lokasi penelitian berupa petak-petak yang memiliki kelas hutan TJKL (tegakan JPP) dengan umur yang berbeda-beda di RPH Kubangkangkung, BKPH Kawunganten, KPH Banyumas Barat Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Penaksiran tingkat erosi tanah di lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan Persamaan Umum Kehilangan Tanah (USLE). Nilai ekonomi fungsi hutan dalam pengurangan tingkat erosi ditaksir dengan menggunakan pendekatan biaya ganti (replacement cost) yaitu biaya ganti kehilangan tanah dan unsur hara. Selisih antara erosi yang terjadi setiap tahun merupakan manfaat kerugian yang dapat dicegah (loss avoided) dari keberadaan hutan. Nilai ekonomi fungsi hutan sebagai penghasil kayu diperoleh dari pendapatan tebangan penjarangan dan tebangan akhir daur. Menggunakan jangka analisis 20 tahun, hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan hutan mampu menurunkan tingkat erosi tanah sebesar 265,96 ton/ha. Taksiran nilai manfaat hutan dapat menghasilkan Rp 533.903.034,05 dari kayu dan dapat menghemat biaya kerugian lingkungan akibat kehilangan tanah sebesar Rp 17.634.724,40/ha serta kehilangan unsur hara adalah Rp 2.385.488,21/ha.

One of forest resource characteristic is join product, means not only to provide the benefit as wood producer and other resources but also can provide benefits for environment, one exception is to decreasing of soil erosion rate. This research is carried out with the aim of valuating the degree of soil erosion that has been prevented, as well as to know the economic efficiency of the forest functions as wood producer and erosion reducer. Research location are in the form of swathes which are in the class of TJKL forest (stand of JPP) with different ages in RPH Kubangkangkung, BKPH Kawunganten, KPH of Banyumas Barat, Perum Perhutani Unit I, Central Java. The valuation of soil erosion level on the research location is done by using Universal Soil Loss Equation (USLE). The economic value of the forest functions in the reduction of erosion rate is valuated using the replacement cost approach which is the replacement cost of the soil and nutrient loss. The difference between the erosions which happen each year is a benefit losses which can be prevented (loss avoided) for the forest existence. The economic value of forest function as wood producer is obtained from the income of spacing and cycling thinning. Using a 20-year analysis period, the results shows that the existence of the forest is capable to reduce the level of soil erosion in the rate of 265.96 tons/ha. The forest existence can produce Rp 533,903,034.05 from its wood and can save the cost of environmental losses due to the loss of land which is amounting in Rp 17,634,724.40/ha as well as the loss of nutrient elements which is amounting in Rp 2,385,488.21/ha.

Kata Kunci : tutupan tajuk, USLE, biaya ganti;canopy coverage, USLE, replacement cost