Keanekaragaman dan Nilai Budaya Jenis Pohon pada Ruang Terbuka Hijau di Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran Kota Surakarta
SITI MUSLIMAH, Mukhlison, S.Hut., M.Sc.
2017 | Skripsi | S1 KEHUTANANSolo Kota Eko-Budaya merupakan konsep pembangunan kota yang diusung oleh Ir. Joko Widodo selaku walikota pada tahun 2010. Kota Eko-Budaya merupakan konsep pembangunan yang melestarikan warisan budaya dan juga memperhatikan keseimbangan lingkungannya. Mengingat Kota Surakarta memiliki dua cagar budaya yang menjadi sumber budaya Jawa yaitu Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran, sehingga perlu dilakukan penelitian terkait nilai budaya jenis pohon dan keanekaragaman jenisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan nilai budaya jenis pohon pada ruang terbuka hijau di Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran Kota Surakarta. Metode yang digunakan untuk menganalisis keanekaragaman jenis pohon adalah metode deskriptif kuantitatif, sedangkan metode untuk menganalisis nilai budaya pohon adalah metode kualitatif. Pengambilan data jenis pohon dilakukan secara sensus pada tingkatan hidup pohon (DBH>20cm). Untuk mengetahui keanekaragaman jenis digunakan indeks keanekaragaman Shannon Wienner. Pengumpulan informasi mengenai nilai budaya dilakukan dengan wawancara yang diperkuat dengan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Keraton Kasunanan Surakarta terdapat 32 jenis dengan total 266 individu pohon, sedangkan di Pura Mangkunegaran terdapat 22 jenis dengan 66 individu pohon. Berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon Wienner menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis pohon pada ruang terbuka hijau di Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran tergolong sedang yakni sebesar 2,282 dan 2,854. Nilai budaya pada jenis pohon dalam penelitian ini hanya dibahas dalam 3 unsur kebudayaan yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem pengetahuan, dan sistem teknologi dan peralatan. Pada sistem religi, kepercayaan mengenai pohon dalam budaya Jawa bahwa pohon memiliki makna simbolik. Pada sistem pengetahuan, masyarakat Jawa memanfaatkan pohon sebagai obat tradisional, dan pewarna alami. Pada sistem teknologi dan peralatan, kayu dari semua jenis pohon dapat dijadikan seperti untuk bahan bangunan, peti kemas, kapal, dan sebagainya
Solo Eco-Cultural City is a city development concept promoted by Ir. Joko Widodo as mayor in 2010. Eco-Cultural City is a concept of development that preserve cultural heritage and also consider the balance of the environment. Given that the Surakarta City has two cultural heritage is a source of Javanese culture, namely Keraton Kasunanan Surakarta and Pura Mangkunegaran, so it is necessary to do research related to cultural values of tree species and its biodiversity. The research aims to know the diversity and cultural values of tree species at green spaces in Keraton Kasunanan Surakarta and Pura Mangkunegaran, Surakarta City. The method used to analyse diversity of tree species was quantitative descriptive method, while the method used to analyse cultural value of tree species was qualitative method. The data collection was done by census at the level of living trees (DBH> 20cm). To knowing the diversity of tree species used Shannon Wienner diversity index. The collection of information about cultural values was done by interview which was strengthened by literature study. The results showed that at Keraton Surakarta there was 32 species with a total of 266 individual trees, while at Mangkunegaran there was 22 species with 66 individual trees. Based on the Shannon Wienner diversity index indicate that the diversity of tree species at green spaces in Keraton Kasunanan Surakarta and Mangkunegaran classified as moderate, amounting to 2.282 and 2.854. Cultural value of tree species in this research only discuss three cultural elements, namely the religious system and ceremonies, knowledge system, and technology and equipment systems. At religious system, cultural beliefs about the tree in Java that the tree has a symbolic meaning. At knowledge system, the Java community used trees as traditional medicine, and natural dyes. At technology and equipment systems, wood of all kinds of trees can be used as such for building materials, containers, ships, and etc
Kata Kunci : Keanekaragaman, Nilai Budaya, Ruang Terbuka Hijau;Diversity, Cultural Values, Green Space