Laporkan Masalah

PEMANFAATAN OPEN DATA KIT (ODK) UNTUK PENGUMPULAN DATA BASELINE PERMUKIMAN KUMUH KOTA MALANG DALAM MENDUKUNG PROGRAM 100-0-100

ADI SUSILO, Trias Aditya K.M, S.T., M.Sc., Ph.D.,

2017 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESI

Permukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi hampir disetiap kota besar di Indonesia. Permukiman kumuh merupakan permukiman yang tidak memiliki syarat-syarat permukiman yang layak huni. Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, luasan permukiman kumuh di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 38.431 hektar. Pemerintah pusat meluncurkan program revitalisasi pemukiman kumuh melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dinamakan program 100-0-100 pada tingkat kelurahan. Maksud dan tujuan program tersebut adalah terwujudnya permukiman layak huni dengan bercirikan 100% akses ketersediaan air bersih, 0% kawasan permukiman kumuh dan 100% akses sanitasi yang baik. Tahap awal program ini adalah melakukan pengumpulan data baseline permukiman kumuh. Pengumpulan data dilakukan oleh tim Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Pada saat ini, proses pengumpulan data masih menggunakan formulir kertas yang tidak efisien. Oleh sebab itu, perlu digunakan metode pendataan yang baru agar lebih efisien. Open Data Kit (ODK) dan OpenLayers merupakan perangkat lunak yang dapat membantu proses pengumpulan data sehingga menjadi lebih efisien serta dapat menunjang program tersebut berjalan dengan baik. Kegiatan pemetaan permukiman kumuh secara pertisipatif terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu membuat sistem pengumpulan data baseline permukiman kumuh melalui perangkat bergerak menggunakan Open Data Kit (ODK) dan kemudian membuat peta interaktif tingkat kekumuhan Kota Malang. Sistem pengumpulan data permukiman kumuh menggunakan Open Data Kit (ODK) terdiri atas pembuatan formulir digital dan kemudian membuat server penyimpanan data hasil pendataan. Peta interaktif menampilkan informasi tingkat kekumuhan berdasarkan data baseline yang telah dikumpulkan oleh tim KOTAKU. Data hasil akuisisi menggunakan ODK masih berbentuk data mentah hasil pengumpulan data kekumuhan pada tingat rumah tangga sehingga tidak dapat menentukan tingkat kekumuhan. Skripsi kegiatan aplikatif ini menghasilkan formulir pengumpulan data baseline permukiman kumuh berbasis Open Data Kit dan peta interaktif berbasis OpenLayers 3. Formulir digital yang dihasilkan digunakan untuk mengumpulkan data rumah tangga guna mengumpulkan data kekumuhan. Peta interaktif yang dihasilkan merupakan peta yang menyajikan data kekumuhan Kota Malang, Jawa Timur. Peta tersebut memiliki enam layer yaitu, hasil pendataan rumah tangga, kelurahan kumuh sedang, kelurahan tidak kumuh, batas kelurahan, RT, dan proporsional simbol. Kemudian pada peta terebut informasi kekumuhan disajikan dalam bentuk diagram dan warna yang dapat mempermudah pengguna peta dalam memahami informasi kekumuhan di Kota Malang. Formulir digital berbasis dan peta interaktif sudah dipresentasikan di depan responden yang berasal dari Tim KOTAKU Kota Malang dan Fasilitator Kelurahan. Para responden menyatakan sistem terebut dapat menunjang program 100-0-100.

Slum is considered as problem to be faced by almost every major city in Indonesia. Slum is a settlement that does not meet the requirements of proper living. According to the Ministry of Public Works and Public Housing, the area of slum in Indonesia on 2014 reached 38.431 hectares. The central government launched a revitalization program slums through the Ministry of Public Works and the Public Housing which then be called 100-0-100 program in village level. The purpose and the goal of the program is the establishment of proper living settlements with 100% access to water supply, 0% area of slums, and 100% access to improved sanitation. The early stage of this program is to collect data at the household level. The data collection process is carried out by a team of the Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). At this time, the data collection process uses the inefficient paper forms. Therefore, it is necessary to use a new method of data collection to be more efficient. Open Data Kit (ODK) and OpenLayers are softwares that can help the data collection process to be more efficient and be able to support the program. The participatory mapping activity consists of 2 main activities ; which are building baseline data collection system through mobile device using Open Data Kit (ODK) and then presenting the after collected data into an interactive web-based map. The household data collection system use Open Data Kit (ODK) which consisted of the making of digital form and then the making of data storage server of the collected data. Interactive map shows information about the slum level based on baseline data that have been collected by KOTAKU. Data acquisition results using ODK was still a raw data in household level. So, that data can not be used to determine the level of slum. This reasearch produced digital data collection forms based on Open Data Kit and interactive map based on Open Layers 3. The resulted digital form is used to collect the baseline data of slum. The interactive map presents information of slum in Malang, East Java. The map has six layers, which are: collected household data, moderate slum village, the non-slum village, administrative boundaries, RT, and proportional symbols. Proportional symbol layer contains proportional symbols of one of the slum parameter level which is unstandardized waste treatment systems. Based on that map, the slum information presented by the differences of the color. So, it can help users to understand the slum information map in Malang. Digital form-based and interactive map has been presented to the respondents coming from Malang KOTAKU Team and village facilitator. Respondents stated the system can support 100-0-100 program.

Kata Kunci : Permukiman Kumuh, Kota Malang, Program 100-0-100, Open Data Kit, OpenLayers 3, baseline


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.