Laporkan Masalah

TEATER DULMULUK DI TENGAH STRATEGI KEBUDAYAAN ORDE BARU DI PALEMBANG (1967-1998)

MERALESI, Dr. Agus Suwignyo, M.A.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Sejarah

Penelitian ini membahas alasan pemerintah Orde Baru memprioritaskan teater Dulmuluk dalam pembangunan kebudayaan daerah di Palembang dan langkah-langkah strategis yang diambil terkait pembangunan bidang kebudayaan selama periode kekuasaannya (1967-1998). Dengan menggunakan konsep pengembangan kebudayaan yang dikemukakan oleh C.A. van Peursen, penulis mencoba menguraikannya. Sumber sejarah yang digunakan adalah sejumlah dokumen tertulis berupa arsip, buku, koran, tesis, disertasi, dan juga sumber lisan melalui wawancara dengan narasumber terkait. Sumber-sumber sejarah ini secara analitik dapat menyajikan berbagai upaya pembangunan kebudayaan selama Orde Baru. Melalui penelitian ini disimpulkan bahwa penempatan teater Dulmuluk dalam prioritas pembangunan kebudayaan daerah di Palembang didasarkan atas berbagai manfaat yang diberikan teater Dulmuluk dalam proyek pembangunan nasional Orde Baru. Kontribusi teater Dulmuluk bagi pembangunan nasional Orde Baru di Palembang diantaranya: 1) sebagai sarana mengumpulkan massa; 2) sebagai sarana menyampaikan pesan; dan 3) sebagai penunjang kegiatan pariwisata. Teater Dulmuluk yang mampu memberikan banyak manfaat bagi pembangunan nasional Orde Baru, dalam perkembangannya tak bisa terlepas dari intervensi pemerintah saat itu. Intervensi tersebut tak lain sebagai upaya mendominasi para seniman teater Dulmuluk dan mengarahkannya pada pencapaian stabilitas ekonomi. Melalui strategi kebudayaannya, pemerintah menjadikan pembangunan bidang kebudayaan sebagai pendukung pembangunan pada bidang ekonomi. Hal tersebut didasarkan pada tujuan utama pembangunan nasional Orde Baru yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi. Karena itu pembangunan di bidang-bidang lainnya lebih bersifat menunjang dan melengkapi bidang ekonomi tak terkecuali pembangunan pada bidang kebudayaan, kesenian khususnya. Untuk mendukung keberhasilan stabilisasi ekonomi diperlukan juga adanya stabilisasi politik Orde Baru. Stabilitas politik diperlukan untuk menjaga keamanan guna menghindari perlawanan dari sejumlah pihak, termasuk para seniman agar tidak mengacaukan proses pembangunan nasional Orde Baru. Untuk itu, pemerintah Orde Baru melakukan pemberdayaan terhadap para seniman teater Dulmuluk di Palembang. Pemberdayaan dimanfaatkan sebagai upaya memunculkan rasa simpati dari para seniman teater Dulmuluk agar dapat dengan sukarela mendukung program pembangunannya dan tidak berpikiran untuk menentang para penguasa. Dengan demikian diketahui bahwa kesenian teater Dulmuluk bukan hanya menjadi sarana hiburan semata, tetapi juga dimanfaatkan sebagai bagian untuk mendulang perekonomian dan menciptakan stabilitas politik Orde Baru.

This thesis discusses the reason of the New Order government to prioritize Dulmuluk theater in regional cultural development in Palembang and the strategic actions of New Order government on cultural development during its administration in 1967 to 1998. To analyze the matter, I use the concept of cultural development as proposed by C.A. van Peursen. For this research, I use documents such as archives, books, newspaper, thesis, dissertation and also interviews. These sources are analytically show the cultural development actions during the period of New Order. The research shows that Dulmuluk theater placement in regional cultural development priorities in Palembang based on the benefits provided Dulmuluk theater in the national development project of the New Order. Dulmuluk theater contribution to national development in Palembang New Order are: 1) as a means of mobilizing the masses; 2) as a means of conveying a message; and 3) as supporting tourism activities. Dulmuluk Theater which had a lot of contributions for the New Orders national development was inseparable from the governments intervention. The intervention itself was aimed to dominate the artists of Dulmuluk Theater and to direct them to the achievement of economic stability. Through its cultural strategy, the government has made the development of the cultural sector as a supporter of development in the economic field. It is based on the primary objective of national development of the New Order which focuses on economic development. So that the development in other fields are more support and complement to the development of economics, no exception in the field of culture, the arts in particular. To support the success of economic stabilization is required also the political stabilization of the New Order. Political stability necessary to maintain the security in order to avoid resistance from a number of parties, including the artists so as not to disrupt the process of national development of the New Order. To achieve its purposes, the New Order government implemented the empowerment plan on Dulmuluk Theaters artists in Palembang. The empowerment was utilized to raise the sympathy of the artists so they would voluntarily support the development programs and did not oppose the reign. Thus, the Dulmuluk Theater was not only a form of entertainment but also a tool to achieve the political and economic stability of the New Order.

Kata Kunci : pembangunan, strategi kebudayaan, kesenian teater, intervensi, stabilitas, ekonomi, politik