Laporkan Masalah

HUBUNGAN USIA KEHAMILAN IBU DENGAN NILAI APGAR BAYI LAHIR

ALIFIA SALSABILA, dr. H. Risanto Siswosudarmo, Sp.OG(K); dr. Eugenius Phyowai Ganap, Sp.OG(K)

2017 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Asfiksia merupakan penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia. Angka kejadian asfiksia neonatorum di Indonesia kurang lebih 40 per 1000 kelahiran hidup dan menyumbang 19% dari 5 juta kematian bayi baru lahir per tahunnya. Salah satu metode untuk mendeteksi asfiksia pada bayi baru lahir adalah dengan melihat skor APGAR menit ke-1 dan menit ke-5. Salah satu faktor risiko terjadinya asfiksia neonatorum adalah usia kehamilan ibu Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar risiko asfiksia pada bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan lebih dari 41 minggu. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain analitik potong lintang untuk mendapatkan besar risiko usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan lebih dari 41 minggu dengan nilai APGAR bayi lahir. Hasil penelitian: dari 705 subjek penelitian, 146 ibu (20,7%) memiliki usia kehamilan <37 minggu, 544 ibu (77,2%) ibu memiliki usia kehamilan 37-41 minggu dan 15 ibu (2,1%) memiliki usia kehamilan lebih dari 41 minggu. Terdapat 158 bayi asfiksia (22,4%) yang dinilai dengan APGAR menit pertama dan 51 bayi (7,2%) pada menit kelima. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu merupakan faktor risiko signifikan untuk nilai APGAR menit pertama <7 (RR= 3,49 CI 95% 2,70-4,52) dan menit kelima <7 (RR=10,61 CI 95% 5,79-19,42. Bayi usia kehamilan <37 minggu memiliki risiko lebih besar mengalami asfiksia ketika dinilai dengan nilai APGAR menit pertama dibanding bayi usia kehamilan >41 minggu (RR=2,75 CI 95% 0,92-7,15). Kesimpulan: Bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu memiliki risiko lebih besar untuk mengalami asfiksia dibandingkan bayi dengan usia kehamilan 37-41 minggu dan lebih dari 41 minggu. Selain usia kehamilan, hipertensi ibu juga merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian asfiksia neonatorum. Kata Kunci: Asfiksia, usia kehamilan, preterm, posterm

Background: The main cause of neonatal death in Indonesia is asphyxia. The incidents of asphyxia in Indonesia is 40 baby in 1.000 birth and donate 19% form 5 milion neonates death each year. One methode to detect neonatal asphyxia is to look at the 1st and 5th minute from APGAR score. The gestational age is one risk factor of neonatal asphyxia. Study objectives: The purpose of this study is to know how much the risk of neonatal asphyxia in the gestational age below 37 weeks and above 41 weeks. Study methods: This study is using cross sectional analitic desing to obtain how much the risk gestational age below 37 weeks and above 41 weeks have with neonates APGAR score. Study result: From 705 study subject, 146 woman (20,7%) having the gestational age below 37 weeks, 544 woman (77,2%) having the gestational age range in 37-41 weeks and 15 woman (2,1%) having the gestational age more than 41 weeks. There is 158 neonatal asphyxia (22,4%)which scored with APGAR 1st minute and 51 neonates (7,2%) in the 5th minutes. The gestational age below 37 weeks are a significant risk factor in the APGAR score 1st minute <7 (RR= 3,49 CI 95% 2,70-4,52) and the 5th minute <7 (RR=10,61 CI 95% 5,79-19,42). Neonates with gestational age below 37 weeks are having higher risk compared to neonates with gestational age above 41 weeks (RR=2,75 CI 95% 0,92-7,15). The gestational age above 41 weeks did not affecting the 1st and the 5th minute APGAR score significantly. Conclusion: Infants with gestational age less than 37 weeks had a greater risk of asphyxia compared to infants with gestational age 37-41 weeks and over 41 weeks. In addition to gestational age, maternal hypertension is also a risk factor that influenced the incidence of neonatal asphyxia. Keyword: Asphyxia, gestational age, preterm, posterm

Kata Kunci : Asphyxia, gestational age, preterm, posterm