Mengambil Jalan Lain: Praktik Diskursif dan Hadirnya Demokrasi Partisipatoris (Potret Diskursus Demokrasi dalam Media Indoprogress sebuah Pendekatan Analisis Diskursif)
DIAS PRASONGKO, Hasrul Hanif, S.I.P., M.A.
2016 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)Studi ini memiliki argumen bahwa diskursus demokrasi yang paling hegemonik adalah demokrasi liberal. Kemenangan demokrasi liberal ini tak pelak lagi merupakan proses menyejarah dan terkait erat dengan konteks ekonomi, sosial dan politik Indonesia pada level nasional. Dalam penelitian ini praktik artikulasi yang hegemonik itu muncul sejak tahun 60an. Menanggapi hal ini, diskursus demokrasi yang dibangun oleh Indoprogres.com justru mengambil jalan lain sebagai sebuah counter discourse. Kemunculannya dengan diskursus demokrasi partisipatoris sebagai bagian dari sosial antagonisme. Pada posisi demikian, dengan membangun struktur diskursus yang berbeda sekaligus berlawanan, kehadiran diskursus demokrasi Indoprogress mengambil identitas Marxisme-Sosialisme sebagai nodal point-nya. Dengan identitas itu, ia mempertegas pembedaan dan perlawanan diskursus dengan menampilkan elemen partisipatoris. Partisipatoris dalam hal ini punya keterkaitan erat dengan kesadaran kelas sebagai sebuah massa rakyat dan politik redistribusi kemakmuran. Oleh karenanya, diharapkan cara kita melihat kemunculan diskursus demokrasi yang berbeda seperti yang ditampilkan oleh Indoprogress bukan sebagai sebuah anomali atau kesalahan cara pandang, melainkan wujud nyata dari bekerjanya relasi kuasa, sebuah kontestasi makna.
This study argues that the most hegemonic democratic discourse is liberal democracy. The victory of liberal democracy is inevitably a historical process and inextricably linked to the the economic, social and political context in Indonesian national level. Those hagemonic articulation practices have emerged since the 60s. In response to this situation, the democratic discourse built by Indoprogres actually plays alternative role as a counter discourse. Its emergence takes 'participatory democracy' discourse as a part of social antagonism. In that position, by simultaneously constructing different discourse structures which at the same time opposing, the presence of Indoprogress democratic discourse takes Marxism-Socialism identity as its nodal point. With such identity, it affirms distinction and discourse opposition by presenting participatory element. In this case, participatory has a close relation to the class consciousness of the masses and the politics of prosperity redistribution. Therefore, it is expected for us to see the emergence of a different democratic discourse as shown by Indoprogress not as an anomaly or mislead view, but rather a concrete manifestation of the working of power relation, a contestation of meaning.
Kata Kunci : democracy discourse, participatory democracy, indoprogress, liberalism, democracy liberal, post-structuralism, Laclau dan Mouffe