PROTOTIPE WEB GIS UNTUK KAJIAN PRIORITAS PENANGANAN RISIKO KELURAHAN YANG TERDAMPAK BANJIR DI KOTA DKI JAKARTA PADA TAHUN 2013-2015 DENGAN METODE FUZZY-AHP

AZIZ WAHYU KUNCORO, Dr. Taufik Hery Purwanto, M.Si.

2016 | Skripsi | S1 KARTOGRAFI DAN PENGINDRAAN JAUH

Intensitas bencana banjir semakin meningkat dalam 10 tahun terakhir berdasarkan Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) BNPB. DKI Jakarta termasuk dalam 11 Provinsi yang memiliki intensitas kejadian dan kerawanan banjir tertinggi. EEPSEA menetapkan bahwa Kota tersebut sebagai Kota paling rentan terhadap perubahan iklim dari 540 Kota di 77 Negara di Asia. Alokasi anggaran yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta untuk penanggulangan bencana banjir dinilai minim. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat prioritas penanganan risiko kelurahan yang pernah terdampak banjir di Kota DKI Jakarta dengan menggunakan peta sintesis probabilitas bahaya, exposure, dan kerentanan kemudian hasil pemodelan dipublikasikan ke dalam Web GIS. Metode penentuan kelurahan yang diprioritaskan menggunakan model analisis risiko rata-rata temporal tahun 2013-2015. Pemodelan risiko dibuat dengan metode parametrik menggunakan 21 parameter dari tiga variabel utama: probabilitas bahaya, exposure, dan kerentanan. Bobot setiap parameter diperoleh dari kuisioner intensitas kepentingan fuzzy-AHP dua responden ahli dari BPBD. Model risiko rata-rata tiga tahun dirata-rata kembali untuk satuan administrasi kelurahan kemudian di-ranking dan ditetapkan sebagai model prioritas penanganan risiko. Metode yang digunakan untuk membangun prototipe Web GIS adalah integrasi ArcGIS Server dan ArcGIS Viewer for Flex. Kelurahan yang paling membutuhkan penanganan risiko adalah kelurahan yang secara historis pernah mengalami banjir besar dan memiliki jumlah korban meninggal dan hilang paling banyak selama tiga tahun. Parameter lahan produktif memiliki bobot global terbesar dibandingkan parameter genangan dan korban meninggal-hilang namun keduanya tidak mampu menaikkan peringkat karena persebaran lahan produktif sangat sedikit di setiap kelurahan sehingga tidak mampu memberikan pengaruh risiko yang signifikan pada skala output kelurahan. Prototipe Web GIS hasil flex viewer dapat merepresentasikan kelurahan yang pernah terdampak banjir dan prioritas penanganannya beserta karakteristik daerahnya dengan bantuan pop-up informasi atribut dan grafik dari peta-peta model yang telah di diseminasi ke dalam map service. Prototipe mendukung diseminasi dalam bentuk konvensional (cetak), digital (pengunduhan data .shp/.gdb), dan web (datasharing).

The intensity of floods has increased in the last 10 years, as presented in the Indonesian Disaster Information Data (DIBI) BNPB. DKI Jakarta included in the 11 Provinces that have the highest intensity and vulnerability flood events. EEPSEA establish the City as the most vulnerable City from climate change than 540 Cities in 77 Countries in Asia. The governments budget allocation for flood disaster management rated minimal. The purpose of this research was to analyze the level of priority of risk handling urban village in the City of DKI Jakarta ever affected by floods in 2013-2015 using synthesis maps: probability of hazard, exposure, and vulnerability then the results of model published to the Web GIS. The method of determining urban village that prioritized using an average of risk analysis model of temporal years from 2013 to 2015. Risk analysis models made with parametric methods using 21 kinds of parameter from the three main variables: the probability of hazard, exposure, and vulnerability. The weight of each parameter obtained from questionaire of intensity of importance fuzzy-AHP by two respondents experts from BPBD (local governance institution for disaster response). Risk models on an average of three years then average to the urban village unit. Furthermore, the number of index ranked and assigned as a model of risk handling priorities. The method that used to build a prototype of Web GIS is the integration of ArcGIS Server and ArcGIS Viewer for Flex. The most urban villages at need for risk handling are urban villages which historically had been hit by devastating floods and has a number of dead and missing were high for three years. Parameter of productive land has the largest global weight compared to parameters of flooding and deaths-missing but it could not raise the ranking of risk handling model throughout the distribution of productive land zones are so bit in every urban villages so it is not able to gives effect significantly overall to the risk indexs in the scale output of admistrative of urban village. Prototype Web GIS resulted by flex viewer could represent the urban villages which ever hit by devastating floods and got primary priority of risk handling lookout the characteristics of the region along with the help of pop-ups and graphic attribute informations of maps model that has been disseminate at the map service. Prototype support dissemination in the form of a conventional (print), digital (data download shp / .gdb), and web (datasharing).

Kata Kunci : Priority of risk handling, Fuzzy-AHP, Web GIS