PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TEMU GIRING SEBAGAI GREEN ADDITIVE DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI ENERGI-NUTRIEN PUYUH
ROSY HAJAR AMIRA, Nanung Danar Dono, S.Pt., MP., Ph.D.;Prof. Ir. Wihadoyo, MS., Ph.D.
2016 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung temu giring (Curcuma heyneana Val.) dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan efisiensi penggunaan protein dan energi pada ternak puyuh. Materi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 120 ekor puyuh (Coturnix coturnix japonica) jantan umur 1 hari yang dikelompokkan dalam 4 macam perlakuan, dengan 6 replikasi dan 5 ekor puyuh di setiap kandang replikasi. Puyuh diberi pakan standar berupa pakan komersial (umur 1-21 hari) dan pakan perlakuan grower (umur 22-42 hari) yang mendapatkan suplementasi tepung temu giring (TTG). Pakan perlakuan yang diberikan berupa: 97% pakan basal + 3% carrier (P0; kontrol), 97% pakan basal + 1% TTG + 2% carrier (P1), 97% pakan basal + 2% TTG + 1% carrier (P2), dan 97% pakan basal + 3% TTG (P3). Pakan basal berbasis jagung dan bungkil kedelai yang disusun dengan kandungan protein kasar (PK) 25%, energi termetabolis (ME) 2900 kcal/kg (starter) dan PK 20%, ME 2600 kcal/kg (grower). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: kinerja pertumbuhan (konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan) serta efisiensi energi-nutrien (konsumsi protein, rasio efisiensi protein, konsumsi energi, dan rasio efisiensi energi). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Oneway ANOVA, dan dilanjutkan dengan Duncan�s new Multiple Range Test untuk data yang berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan TTG dengan dosis 1% tidak mempengaruhi kinerja pertumbuhan dan efisiensi penggunaan energi dan nutrien pakan puyuh jantan. Namun demikian, penambahan TTG dengan dosis 2% dan 3% menurunkan (P<0,05) konsumsi pakan, konsumsi energi-protein, efisiensi penggunaan energi-protein, dan pertambahan bobot badan, serta menaikkan nilai konversi pakan (P<0,05). Dapat disimpulkan bahwa penambahan TTG tidak berpengaruh dan tidak menguntungkan jika ditambahkan pada pakan puyuh jantan dengan dosis melebihi 1%.
This research was conducted to investigate the effects of dietary temu giring (Curcuma heyneana Val.) meal supplementation on growth performance and feed efficiency of Japanese quail. Materials used in this study were 120 male day old quails (Coturnix coturnix japonica). The birds were grouped into four feeding treatments, with 6 replications and 5 quails in each replicate pen. The quail were given standard commercial diet (days 1-21) and continued subsequently with treatment grower diets (days 22-42) which supplemented with temu giring meal (TGM). The dietary treatments were: 97% basal diets + 3% carrier (P0; control diets), 97% basal diets + 2% carrier + 1%TGM (P1), 97% basal diets + 1% carrier + 2% TGM (P2), and 97% basal diets + 3% TGM (P3). The corn-soybean basal diets contained 25% crude protein (CP) and 2900 kcal/kg Metabolizable Energy (ME) for starter phase, and contained 20% CP and 2600 kcal/kg ME for grower phase. Parameters observed in this research were: growth performance (feed intake, final weight, body weight gain, feed conversion ratio) and feed efficiency (protein intake, protein efficiency ratio, energy intake and energy efficiency ratio). The data were statistically anaysed using Oneway ANOVA and continued with Duncan�s new Multiple Range Test for the data with significant different. Results showed that dietary 1% TGM supplementation did not affect growth performance and energy-protein efficiencies. However, feed consumption, energy-protein consumption, and final weight data were depressed (P<0.05) and feed conversion ratio was increased (P<0.05) when the diets were supplemented with 2% and 3% TGM. It can be concluded that temu giring meal supplementation for more that 1% is not recommended to be added in the diet of male Japanes quail as it reduced growth performance and energy-protein efficiency.
Kata Kunci : Efisiensi energi-nutrien, Kinerja pertumbuhan, Puyuh, Temu giring