Laporkan Masalah

Optimalisasi penyaluran kredit ritel komersial di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Purworejo

NUGROHO, Estuanto Djoko, Dr.Ir. Masyhuri

2002 | Tesis | Magister Manajemen Agribisnis

Krisis multi dimensional yang masih berlangsung, mengharuskan industri perbankan untuk bersaing, memacu strategi dan rencana pengembangan bisnisnya. Penyaluran kredit sebagai faktor yang saat ini masih dominan, menjadi sarana utama bag pengembangan industri Perbankan. Demikian juga dengan BNI Cabang Purworejo, dimana setiap tahun harus menyusun suatu rencana bisnis (Business Plan), salah satunya adalah rencana bisnis perkreditan. Akan tetapi selama ini penyusunan dan pelaksanaan dari rencana bisnis perkreditan, hanya mengarah pada pencapaian alokasi anggaran nominal, sedangkan rencana pencapaian penerimaan dan kolektibilitas yang optimal belum diarahkan secara spesifik. Permasalahan yang dibahas pada tulisan ini adalah: "Bagaimana menyusun arah penyaluran kredit rite1 di Bank BNI Cabang Purworejo, agar bisa memberikan penerimaan dan kolektibilitas kredit yang optimal", yakni jenis kredit mana yang memberikan penerimaan yang paling optimal? dan apakah penerimaan bunga dan kolektibitas kredit selama ini sudah optimal?. Metode penelitian dengan menggunakan Program Linear, dimana fungsi tujuan adalah memaksimumkan pengembalian bersih yang terdiri dan selisih antara pendapatan dari bunga dan dana yang terhilang akibat pinjaman tidak lancar. Koefisien tujuan dari model berdasarkan tingkat suku bunga effektif dan probabilitas tunggakan pada 5 jenis kredit, yakni Kredit Umum, KMG, KKU, KUK Plus dan KPR, yang diolah berdasarkan rata rata semesteran, mulai bulan Juli tahun 1999 sampai dengan Desember tahun 2001. Kendala kendala berdasarkan kebijakan oabang dalam rencana bisnis perkreditan untuk tahun 2003, yang meliputi batasan anggaran kredit, batasan pinjaman konsumtif, batasan pinjaman KUK Plus dan batasan anggaran untuk kredit tidak lancar. Hasil analisa meliputi solusi optimal dan analisa sensitifitas, menunjukkan bahwa rekomendasi alokasi anggaran kredit diarahkan pada kredit kelayakan usaha (KKU), kredit multiguna (KMG) dan KUK Plus. Pencapaian atas penerimaan bunga bersih dan kolektibilitas kredit di BNI Purworejo selama ini masih belum optimal. Perencanaan atas kebijakan kredit pada masa mendatang diharapkan lebih mempertimbangkan penyaluran pada kredit yang mempunyai koefisien penerimaan yang lebih tinggi atau memberikan penerimaan yang maksimal.

The multi dimensional crisis that occurs recently forces the banking industry to compete and develop its strategy and business development plan. The credit distribution still have dominant factor and it becomes the main medium in developing banking industry; like in BNI, Branch Office, Purworejo, it has to arrange Business Plans anually, one of them is credit business plan. However, the arrangement and application of the credit business plan still focus on the achievement plan and optimum collectibility haven’t been specifically focused yet. This problem discussed in this writing is: “How to arrange a commercial retail credit distribution in BNI, Branch office, Purworejo mainly in the business plan policy for 2003. It is intended to give optimum revenue and credit collectibility, namely. “What kind of credit that gives the most optimum revenue?" and “Have the revenue and credit collectibility been optimum so far?”. The research methodology used in this writing is Linear Programme, with the objective fimction in this writing is to maximize the net return that consists of a variant between income from the profit and bad debt. The purpose coeficient of the model is based on the effective interest rates and the overdue probability on the 5 kinds of creht, they are: General Credit, KMG, KKU, KUK Plus and KPR. These credits were processed base on the semester rate, from July 1999 to December, 2001. The constraints base on the branch policy in the credit business plan for 2003, that covers the limitation of budget credit, limitation of consumtive loan, limitation of KUK Plus, and limitation of bad debt. The result of the analysis that consists of the optimum solution and sensitivity analysis show that the recomendation of credit budget allocation is focused on the multi function credit (KMG), business appropiate credit (KKU) and KUK Plus, and the achievement on the net spread/profit and credit collectibility is still far from optimum today. The plan of crerllt policy for the next future should reconsider the distribution of credits that have more purpose coeficient or revenue.

Kata Kunci : Manajemen Agribisnis, Kredit Ritel, Bank


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.