Laporkan Masalah

Perbedaan Prevalensi Stunting pada Siswa TK Suku Papua dan Bukan Papua

WINDY KRISTY, Prof. dr. Madarina Julia, MPH, Ph.D, Sp.A(K) and Dr. Ir. I Made Alit Gunawan, M.Si

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Stunting merupakan masalah kesehatan yang kini dihadapi Indonesia. Bayi di bawah dua tahun yang stunting cenderung memiliki tingkat kognitif dan pendidikan yang rendah saat sekolah dan remaja. Hal ini akan berdampak pada kondisi ekonomi di tingkat individu maupun kelompok. Stunting pada masa anak-anak dapat dijadikan prediktor terhadap buruknya kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Dibanding tahun 2010 prevalensi stunting pada 2013 mengalami peningkatan sebesar 2,1%. Prevalensi stunting di Indonesia pada kelompok 5-12 tahun mencapai 30,7%. Provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia pada kelompok tersebut adalah Papua (34,5%). Di Kota Jayapura prevalensi stunting mencapai 29,6%. Tujuan: Mengetahui perbedaan prevalensi stunting pada siswa TK suku Papua dan bukan Papua serta mengetahui perbedaan prevalensi berdasarkan ASI eksklusif dan status sosial ekonomi. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan total populasi siswa TK di Kota Jayapura. Jumlah minimal sampel adalah 101 subjek di setiap kelompok. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner wawancara dan pengukuran tinggi badan. Penelitian dilakukan pada 13 TK di Kota Jayapura dari bulan Juni hingga Agustus 2016. Hasil: Diketahui prevalensi stunting pada siswa suku Papua sebesar 30,16% dan bukan Papua sebesar 12,23%. Sementara itu prevalensi stunting berdasarkan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, tingkat pendidikan Ibu yang rendah, tingkat pendidikan Ayah yang rendah dan tingkat pengeluaran per kapita yang rendah secara berturut-turut adalah 31,29%; 44,68%; 55,32%, 40,74%. Terdapat perbedaan prevalensi stunting pada beda suku, ASI eksklusif, tingkat pendidikan Ibu, tingkat pendidikan Ayah dan tingkat pengeluaran per kapita (p<0,05). Kesimpulan: Beda suku memperlihatkan adanya perbedaan prevalensi stunting. Ini menunjukan bahwa suku merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan untuk melihat kejadian stunting di masa depan. Kejadian stunting tidak dapat dipisahkan dari variabel lain seperti ASI eksklusif, tingkat pendidikan Ayah dan Ibu serta tingkat pengeluaran per kapita.

Background: Stunting is a health problem faced by Indonesia. Stunting in infants under two years old is likely to have a low level of cognitive and education in school or adolescence. That situation will have an impact on economic conditions in the individual or group level. Stunting in childhood can be used as predictors of poor quality resource in the future. Prevalence of stunting increased 2.1% in 2013 than 2010. Prevalence of stunting in the age group 5-12 years old is 30.7%. Province with the highest short prevalence in that group is Papua (34.5%). In Jayapura City, prevalence of stunting reaches 29.6%. Objectives: This study aims to determine difference in the prevalence of stunting among kindergarten student Papuan and non Papuan and to know difference based on exclusive breastfeeding and social-economic status. Methods: This study is a cross-sectional design. This study uses a total population of kindergarten student in Jayapura City with minimal sample is 101 students in each group. Data collection was conducted by using questionnaires and direct measurement of height. Conducted on 13 kindergartens in Jayapura from June to August 2016. Results: Prevalence of stunting among kindergarten student was 30.16% in Papuan and 12.23% in non Papuan. Meanwhile the prevalence of stunting based on non exclusive breastfeeding, low level of mother's education, low level of father's education and low level of per capita expenditure is 31.29%; 44.68%; 55.32% and 40.74%. There are difference in prevalence of stunting with race, mother's level of education, father's level of education and per capita expenditure level (p<0.05). Conclusion: Different races show difference in the prevalence of stunting. This is show that race should be considered to see stunting in the future. Stunting can not be separated from other variables such as exclusive breastfeeding, father's level of education, mother's level of education and per capita expenditure level.

Kata Kunci : stunting, race, Papuan, exclusive breastfeeding, social-economic status

  1. S2-2016-371488-abstract.pdf  
  2. S2-2016-371488-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-371488-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-371488-title.pdf