Laporkan Masalah

HUBUNGAN KADAR ESTRADIOL SERUM DENGAN BAKTERIAL VAGINOSIS (KAJIAN PADA WANITA PEKERJA SEKS DI KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH)

SHINTA RAHMAYANI, Dr. dr. Sunardi Radiono, SpKK(K).; Dr. dr. Satiti Retno Pudjiati, Sp.KK(K).

2016 | Tesis-Spesialis | SP ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Latar Belakang: Bakterial vaginosis (BV) adalah suatu kondisi vagina yang berubah dimana jumlah Lactobacillus penghasil hidrogen peroksida menurun dan konsentrasi anaerob meningkat. Epitel vagina matur merupakan prasyarat untuk membangun dan mempertahankan mikroflora Lactobacillus fisiologis. Estradiol menginduksi proliferasi dan maturasi epitel vagina. Kadar estradiol yang cukup, sangat penting dalam proses maturasi epitel vagina secara utuh, dan kadar estradiol tertinggi di dapatkan pada fase ovulasi. Tujuan: Untuk mengetahui apakah kadar estradiol serum tinggi menurunkan risiko kejadian BV. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan rancangan studi kasus kontrol. Diagnosis BV ditegakkan menggunakan kriteria Amsel, dimana kesesuaian pemeriksaan antar dua pemeriksa diuji dengan Cohen Kappa. Kadar estradiol serum diukur menggunakan metode ELISA. Digunakan uji chi-square 2 ), dengan kemaknaan (p) < 0,05 untuk mengetahui hubungan antara kadar serum estradiol pada WPS dengan kejadian BV. Hasil: Populasi subjek penelitian terbanyak pada kasus maupun pada kontrol terdapat pada kelompok umur 21-30 tahun (62,16%). Kadar estradiol terendah subjek penelitian 51,8 pg/ml, dan kadar estradiol tertinggi 350,6 pg/ml, dengan nilai median 108,05 pg/ml. Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara kadar estradiol serum >= 108,05 pg/ml dengan kejadian BV pada WPS (OR=0,370, 95% CI = 0,13-0,93, p=0,02), dan analisis multivariat kadar hormon estradiol menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai (OR=0,38, CI 95%=0,14-0,94, p=0,038) Kesimpulan: Kadar estradiol serum >= 108,05 pg/ml menurunkan risiko kejadian BV sebesar 63%.

Background: Bacterial vaginosis (BV) is a distinct vagina condition in which a decrease in concentration of Lactobacillus-producing hydrogen peroxide and an increase in anaerobic concentration occur. Mature vaginal epithelia are precondition to develop and maintain physiologic Lactobacillus microflora. Estradiol induces proliferation and maturation of vaginal epithelia. Adequate estradiol level is critical in complete vaginal epithelia maturation and the highest level of estradiol occurs during ovulation phase. Objectives: To understand whether high serum estradiol level decreases risk of BV. Method: This study was conducted with case control study design. BV was diagnosed with Amsel criteria. Inter examiner agreement was tested with Cohen Kappa. Serum estradiol level was measured with ELISA. Chi-square (t test with significance (p) <0.05 was used to find the association between serum estradiol level in FSW with BV. Results: Most study subjects both in case and control group fall in age group 21-30 years (62.16%). The lowest and highest level was 51.8 pg/ml and 350,6 pg/ml, with median level was 108,05 pg/ml,. Bivariate analysis indicates that there is significant association between serum estradiol level >= 108,05 pg/ml with BV in FSW (OR=0,370, 95% CI = 0,13-0,93, p=0,02). Multivariate analysis of estradiol level exhibits significant result with (OR=0,38, CI 95%=0,14-0,94, p=0,038) Conclusion: Estradiol serum level >=108,05 pg/ml lowers the risk of BV as much as 63%.

Kata Kunci : Bakterial vaginosis, estradiol, lactobacillus, Amsel, WPS, Bacterial vaginosis, estradiol, lactobacillus, Amsel, FSW.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.