HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA INSTALASI BINATU RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
RINI PUSPITA DEWI, Prof. Dr. dr. KRT. Adi Heru Sutomo, M.Sc, DCN, DLSHTM, PKK; Dr. Ir. Widodo Hariyono, A.Md, M.Kes
2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatKeluhan muskuloskeletal adalah kerusakan jaringan pada bagian-bagian otot skeletal yang diakibatkan tubuh menerima beban statis, atau bekerja pada postur janggal secara berulang dalam jangka waktu yang lama. Pekerja bekerja di instalasi binatu dengan posisi berdiri, membungkuk, dan duduk dalam waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja instalasi binatu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sebagai subyek penelitian adalah pekerja instalasi binatu yang berjumlah 33 orang. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yang berisi kumpulan pertanyaan mengenai keluhan muskuloskeletal, nordic body map dan lembar kerja REBA Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dan postur kerja dengan keluhan muskuloskeletal, sedangkan variabel IMT, umur, dan kebiasaan olahraga tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keluhan muskuloskeletal. Masa kerja memiliki nilai p 0,01 (<0,05), dan postur kerja memiliki nilai p 0,008 (<0,05). seseorang memiliki risiko 1,211 kali lebih besar untuk mengalami keluhan muskuloskeletal dibandingkan dengan pekerja yang memiliki masa kerja 1 tahun dibawahnya dan pekerja dengan postur kerja sangat tinggi berisiko mengalami 6,823 kali mengalami keluhan muskuloskeletal daripada pekerja dengan postur kerja sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dan postur kerja terhadap keluhan muskuloskeletal.
Musculoskeletal symtoms is tissue damage in skeletal muscle parts (joints, ligaments and tendons) which caused the body to receive a static load, or work in awkward postures repeated in a long time. Workers work in the laundry by position standing, bending, and sitting in a long time. This research aims to determine length of work, work posture, exercise habit, and body mass indeks with musculoskeletal symtoms at worker laundry installation RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. This research is a quantitative research with a cross sectional design. The subjects of research were laundry worker as much as 33 people. Data collection using questionnaire which containing question about musculoskeletal symtoms, nordic body map, and REBA worksheet. The result of the research shows that working period and working postur are significantly related to musculoskeletal symptoms, whereas Body Mass Indexs (BMI), Age, and exercise habit aren’t significantly related to musculoskeletal symtoms. Working period has p value 0,008 (<0,05) and working posture has p value 0,01 (<0,05). Worker has risk 1,211 times greater has risk of having musculoskeletal than worker who had working one years under and worker who had very high risk working posture has risk of having musculoskeletal symptoms 6,823 times greater than worker who had medium risk working postures. The result of this research shows that are significant relationships between working period and working posture with musculoskeletal symptoms.
Kata Kunci : Keluhan Muskuloskeletal, Masa Kerja, Postur Kerja/Musculoskeletal symptoms, Working period, Working Posture