PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL PADA KEPUASAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER TINGGI II JAKARTA

MOHAMAD HASYIM I., Gugup Kismono, MBA., Ph.D

2016 | Tesis | S2 Manajemen

Dalam lingkup Mahkamah Agung Republik Indonesia, saat ini Pengadilan Militer dianggap memiliki pencapaian kinerja yang paling rendah dibandingkan dengan lembaga peradilan lain. Salah satu yang menjadi perhatian adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai yang disebabkan oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah salah satu dimensi perilaku kerja yang dipengaruhi oleh keadilan organisasional (Folger dan Konovsky, 1989). Selain itu kepuasan kerja dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi situasi lingkungan pekerjaan maupun komitmen seseorang terhadap organisasi, dan berpengaruh juga terhadap kinerja pegawai sebagai individu ataupun sebagai suatu tim dalam organisasi yang akhirnya akan dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keadilan organisasional pada kepuasan kerja pegawai negeri sipil di lingkungan wilayah hukum Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan wilayah hukum Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta yang berjumlah 47 PNS. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah berdasarkan Indikator-indikator yang telah dikembangkan Cropanzano et. al (2007) yang terdiri dari keadilan distributif, keadilan prosedural dan keadilan interaksional untuk mengukur keadilan organisasional, sedangkan adopsi dari variabel-variabel yang dikembangkan oleh Hackman dan Oldham (1975) dalam Job Diagnostic Survey (JDS) digunakan untuk mengukur kepuasan kerja. Analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dan untuk perhitungannya menggunakan program SPSS for Windows 15.0. Hasil hipotesis dalam penelitian ini apabila diuji secara parsial adalah Hipotesis 1 (H1) didukung artinya keadilan distributif berpengaruh posistif dan signifikan pada kepuasan kerja {���²= 0,276; p= 0,044 (p<0,05)}, Hipotesis 2 (H2) juga didukung artinya keadilan prosedural berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (���²: 0,304, p= 0,028 < 0,05). Begitu pula dengan Hipotesis 3 (H3) juga menyatakan bahwa keadilan interaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (���²= 0,309, p= 0,023 < 0,05)..

Within the scope of the Supreme Court of the Republic of Indonesia, the current Military Court considered to have the lowest performance achievement compared to other judicial institutions. One concern is the low level of performance caused by the employee job satisfaction. Job satisfaction is one dimension of work behavior is influenced by organizational justice (Folger and Konovsky, 1989). Besides job satisfaction is considered as one of the factors that may affect the environmental situation at work and one's commitment to the organization, and also affect the performance of an employee as an individual or as a team within the organization that would eventually be able to affect the performance of the organization This study aimed to analyze the influence of organizational justice on job satisfaction civil servants within the jurisdiction of the High Military Court II Jakarta. The population in this study are all civil servants (PNS) in the jurisdiction of the High Military Court II Jakarta totaling 47 civil servants. Data were collected using a questionnaire. The questionnaire used was based on the indicators that have been developed Cropanzano et. al (2007) which consists of distributive justice, procedural justice and interactional justice for measuring organizational justice, while the adoption of the variables developed by Hackman and Oldham (1975) in the Job Diagnostic Survey (JDS) is used to measure job satisfaction. The analysis in this study using multiple linear regression and to calculations using SPSS for Windows 15.0. The results of this hypothesis when tested partially is Hypothesis 1 (H1) supported by means of distributive justice and significant positive effect on job satisfaction {���² = 0.276; p = 0.044 (p <0.05)}, Hypothesis 2 (H2) also supported means of procedural fairness and significant positive effect on job satisfaction (���²: 0.304, p = 0.028 <0.05). Similarly, Hypothesis 3 (H3) also states that interactional justice positive and significant impact on job satisfaction (���² = 0.309, p = 0.023 <0.05).

Kata Kunci : Keadilan Organisasional, Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Keadilan Interaksional, Kepuasan Kerja, Mahkamah Agung Republik Indonesia, Pengadilan Militer, Organizational Justice, Distributive Justice, Procedural Justice, Interactional Justice, Job