Laporkan Masalah

PERKIRAAN RUMUS TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS DAN LENGAN BAWAH PADA POPULASI PAPUA RAS AUSTRALOMELANESOID

KANINA SISTA, dr. Yudha Nurhantari, Ph.D, Sp.F ; dr. Martiana Suciningtyas TA, Sp.F

2016 | Tesis-Spesialis | SP ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

Latar Belakang: Salah satu tujuan identifikasi forensik adalah untuk memperkirakan tinggi badan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus perkiraan tinggi badan berdasarkan panjang segmen anggota gerak. Penggunaan rumus perkiraan tinggi badan dibedakan berdasarkan ras dan jenis kelaminnya, dimana rumus untuk ras Australomelanesoid belum lengkap. Tujuan: Mengkaji hubungan antara panjang lengan atas dan lengan bawah dengan tinggi badan pada populasi Papua ras Australomelanesoid untuk memperoleh rumus perkiraan tinggi badan kelompok tersebut. Metode: Subjek penelitian merupakan individu laki-laki dan perempuan populasi Papua ras Australomelanesoid usia 20-50 tahun yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Hasil: Dari 47 subjek didapatkan nilai uji korelasi Pearson antara panjang lengan atas dan bawah dengan tinggi badan pada seluruh subjek dan panjang lengan atas kiri dengan tinggi badan pada laki-laki <0,001 dengan nilai r 0,450-0,561. Persamaan regresi sederhana pada seluruh populasi adalah 129,803+1,078(PLAka) SE=7,942 ; 122,707+1,349(PLAki) SE=8,294 ; 135,731+1,065(PLBka) SE=6,669 dan 134,278+1,141(PLBki) SE=6,152. Persamaan regresi sederhana pada laki-laki adalah 136,812+0,963(PLAki) SE=12,215. Persamaan regresi ganda pada seluruh populasi adalah 126,487+0,693(PLAka)+0,617(PLBka) SE=8,017 dan 121,695+0,881(PLAki)+0,617(PLBki) SE=8,121. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna sedang antara panjang lengan atas dan lengan bawah kanan dan kiri dengan tinggi badan pada seluruh subjek populasi Papua ras Australomelanesoid. Terdapat hubungan bermakna sedang antara panjang lengan atas kiri dengan tinggi badan pada laki-laki populasi Papua ras Australomelanesoid. Persamaan regresi yang diperoleh dapat digunakan untuk menghitung perkiraan tinggi badan.

Background: One of the identification purpose is to estimate body height. This can be done by using the regression equations to estimated body height using segment length of the limbs. The equations is distinguished by race and gender, where the regression equation for Australomelanesoid race is not yet complete. Purpose: To determine the correlations between upper arm length and fore arm length with body height of Australomelanesoid race Papuan population. Methods: The subject in this research are male and female of Australomelanesoid race Papuan Population aged 20-50 years old taken with consecutive sampling technique. Results: Pearson correlation test score between upper arm and fore arm length with body height in all subject and left upper arm length with body height in male are <0,001 with r score are between 0,450-0,561. Simple regression equations in all subject are 129,803+1,078(PLAka) SE=7,942 ; 122,707+1,349(PLAki) SE=8,294 ; 135,731+1,065(PLBka) SE=6,669 dan 134,278+1,141(PLBki) SE=6,152. Simple regression equations in male subject are 136,812+0,963(PLAki) SE=12,215. Multiple regression equations in all subject are 126,487+0,693(PLAka)+0,617(PLBka) SE=8,017 and 121,695+0,881(PLAki)+0,617(PLBki) SE=8,121. Conclusions: There were significant correlation between upper arm length and fore arm length with body height in all subject of Australomelanesoid race Papuan population. There were significant correlation between left upper arm length with body height in male subject of Australomelanesoid race Papuan population. Regression equations which were established can be used to predict body height.

Kata Kunci : tinggi badan, panjang lengan atas, panjang lengan bawah, ras Australomelanesoid


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.