EVALUASI FAKTOR RISIKO DEHISENSI PASCA RESEKSI DAN REKONSTRUKSI MANDIBULA PADA KASUS AMELOBLASTOMA

ANIK KHOIRIYAH, drg.Poerwati Soetji Rahajoe, SpBM; drg.Maria Goreti Widiastuti, SpBM

2016 | Tesis-Spesialis | SP ILMU BEDAH MULUT

Ameloblastoma merupakan tumor jinak rongga mulut yang bersifat agresif lokal, dengan reseksi merupakan pilihan perawatan yang utama. Rekonstruksi mandibula dilakukan untuk mengatasi permasalahan fungsi dan estetik pasca reseksi mandibula. Dehisensi merupakan komplikasi pasca rekonstruksi mandibula yang paling sering terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko berupa usia, komorbiditas (diabetes mellitus dan anemia), kadar serum albumin, pemberian kortikosteroid, lama operasi, lama rawat inap, ukuran defek, lokasi defek dan jenis rekonstruksi terhadap dehisensi pasca reseksi dan rekonstruksi mandibula. Penelitian dilakukan pada rekam medis pasien yang menjalani reseksi segmental atau hemimandibulektomi disertai rekonstruksi mandibula di bagian Bedah Mulut dan maksilofasial RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, periode tahun 2010-2015. Sebanyak 34 subyek pasca reseksi dan rekonstruksi mandibula yang ditemukan, sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Masing-masing subyek dikelompokkan berdasarkan karakteristik, faktor risiko dan terjadinya dehisensi. Uji chi-square atau fisher exact probability, menunjukkan hanya jenis reseksi, lokasi defek dan hipoalbuminemia yang mempunyai perbedaan signifikan terhadap dehisensi (p<0,05), tetapi analisis regresi logistik menunjukkan semua faktor risiko tidak signifikan terhadap dehisensi (p>0,05) dengan koefisiein determinasi 30,7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor risiko yang diteliti, secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dehisensi dan hanya mempunyai kontribusi 30,7% terhadap dehisensi.

Ameloblastoma is a localized aggressive oral benign tumor, in which main treatment option is resection. Mandibular reconstruction is performed to overcome post resection functional and esthetic problems. Dehiscence is the commonest complication following mandibular reconstruction. The aim of this study is to identify the risk factor to dehiscent; age, comorbidity (diabetes mellitus and anemia), albumin serum level, corticosteroid administration, length of surgery, length of hospitalization, size of defect, location of defect, and types of reconstruction toward post mandibular resection and reconstruction dehiscence. The research was conducted through patient medical records who underwent mandibular reconstruction following segmental resection or hemimandibulectomy in Department of Oral and Maxillofacial Surgery, Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta, between 2010-2015. Thirty four post mandibular resection and reconstruction subjects were found due to inclusion criteria in this study. Each of the subjects was grouped based on the characteristic, risk factors, and the incidence of dehicence. Chi-square or fisher exact probability test only showed types of resection, location of defect, and hypoalbuminemia which had significantly different to dehiscence (p<0.05), however logistic regression analysis show that all risk factors have no significance to dehiscence (p>0,05) with determination coefficient 30,7%. The conclusion of this study showed all risk factors simultaneously have no significant influence to dehiscence and only contributed 30.7% to dehiscence.

Kata Kunci : Ameloblastoma, Rekonstruksi mandibula, Dehisensi, Faktor risiko.