PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) DAN GOOD HANDLING PRACTICES (GHP) UNTUK MEREDUKSI GAGAL EKSPOR SALAK PONDOH STUDI KASUS: PETANI PRODUSEN SALAK PONDOH DI KABUPATEN SLEMAN
ATIKA FAHRIA, HargoUtomo, Dr., M.B.A., M.Com.
2016 | Tesis | S2 ManajemenAsosiasi di Kabupaten Sleman hanya bisa mengirim 30% dari jumlah hasil panennya dikarenakan kualitas keseluruhan hasil panen Salak Pondoh tidak memenuhi persyaratan. Upaya yang dilakukan petani untuk menaikkan kualitas hasil panen Salak Pondoh adalah dengan menerapkan GAP dan GHP. Namun gagal panen tetap terjadi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kendala pengadopsian penerapan GAP dan GHP untuk mereduksi gagal ekspor, mengungkapkan faktor-faktor utama yang menjadi penyebab masalah pada Salak Pondoh sehingga mengalami gagal ekspor dan memformulasikan solusi dalam mengurangi kegagalan ekspor melalui penerapan GAP dan GHP pada Salak Pondoh di Kabupaten Sleman. Sumber data penelitian didapatkan melalui observasi, wawancara dan kuesioner untuk petani. Penelitian ini menggunakan alat analisis kuesioner, Diagram Pareto, dan Diagram Sebab Akibat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15 proses dalam GAP dan GHP yang belum dapat diadopsi dengan baik oleh petani yaitu tahapan penanaman, pemetikan, pengangkutan hasil panen ke tempat penampung, pembersihan awal, penyimpanan, kondisi bangsal pengemasan, dan pencatatan. Faktor utama salak yang gagal di ekspor adalah kulit buah terkelupas, buah tergores, bentuk buah tidak standar, dan busuk. Cara mengurangi gagal ekspor adalah peningkatan pelatihan petani, perbaikan pencatatan, dan peningkatan kinerja ICS.
Associations in Sleman district could only deliver 30% of their crops because of the overall quality of Salak Pondoh not meet the requirements. Efforts by farmers to increase crop quality Pondoh is by implementing GAP and GHP. But crop failures still occur. This study aims to identify barriers adoption of application GAP and GHP to reduce failure exports, revealing the main factors that cause problems in Salak Pondoh so it had failed to export and formulate solutions to reduce export failure through application of GAP and GHP at Pondoh in Sleman. Source of research data obtained through observation, interviews and questionnaires to farmers. This study using a questionnaire analysis, Pareto diagrams, and Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram).. The results showed there were 15 processes in GAP and GHP that can not be adopted well by farmers, namely the stages of planting, picking, transporting the crop to a container, initial cleaning, storage, condition of the packinghouse, and recording. The main factor in the export failed Salak Pondoh is peeled fruit skin, scraped fruit, fruit shape is not standard, and rotten. How to reduce the failure of export is increased training of farmers, improved record keeping, and improved performance of Internal Control System (ICS).
Kata Kunci : GAP, GHP, kendala pengadopsian GAP dan GHP, faktor gagal ekspor, peningkatan pelatihan petani, perbaikan pencatatan, dan peningkatan kinerja ICS