EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS DAN TIMBULNYA INFEKSI LUKA OPERASI PADA PASIEN BEDAH DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
KHOTIMATUL KHUSNA, Prof. Dr. Djoko Wahyono, SU, Apt ; dr. Titik Nuryastuti, M.Si., Sp.MK., Ph.D
2016 | Tesis | S2 Ilmu FarmasiInfeksi luka operasi (ILO) merupakan salah satu infeksi nosokomial yang sering terjadi. Infeksi ini dapat menyebabkan ketidakmampuan fungsional, stress, penurunan kualitas hidup pasien dan menimbulkan masalah ekonomi. Penggunaan antibiotik profilaksis dilakukan sebagai upaya preventif untuk mencegah terjadinya ILO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penggunaan antibiotik profilaksis yang rasional dan mengetahui jumlah kejadian infeksi luka operasi pada pasien bedah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan dengan rancangan studi deskriptif melalui penelusuran data secara retrospektif periode Januari-Desember 2015. Sampel penelitian adalah pasien dewasa yang menjalani pembedahan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan memenuhi kriteria inklusi. Total sampel pada penelitian ini sebesar 109 pasien. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat penggunaan antibiotik profilaksis yang rasional (kategori 0 berdasarkan metode Gyssens). Hasil evaluasi pada 109 pasien menunjukkan penggunaan antibiotik profilaksis tidak diindikasikan (kategori V) pada 54 pasien (49,5%) dan penggunaan antibiotik tepat indikasi pada 55 pasien (50,5%). Dari 55 penggunaan antibiotik tepat indikasi, menunjukkan penggunaan antibiotik termasuk kategori IVA pada 54 pasien (98,2%); kategori IVC 27 pasien (49,1%); kategori IVD 54 pasien (98,2%); kategori IIIA 44 pasien (80%); kategori IIA 10 pasien (18,2%); kategori IIB 2 pasien (3,6%); kategori I 1 pasien (1,8%). Kejadian infeksi luka operasi sebesar 1,8% (2 pasien) dari 109 pasien. Gambaran faktor resiko yang dimiliki pasien yang mengalami kejadian ILO pada penelitian ini yaitu lama rawat inap sebelum operasi ≥3 hari; adanya penyakit penyerta; lama operasi > 3 jam dan penggunaan antibiotik profilaksis yang tidak rasional pada metode Gyssens.
Surgical Site Infection (SSI) is one nosocomial infection that often occurs. These infections can cause functional incapacity, stress, decreased quality of life and economic problems. The use of antibiotic prophylaxis to prevent the SSI. This study aimed to know the number of rational use of antibiotic prophylaxis and the number of incidence of surgical site infection in surgical patients at RSUD Dr. Moewardi Surakarta This retrospective observational study was conducted at the RSUD Dr. Moewardi Surakarta from January to December 2015. The samples were adult surgical patients, who met inclusion criteria. A total of 109 patients were included within the study. The results showed that no rational use of antibiotic prophylaxis (category 0 based Gyssens method). The evaluation of 109 patients, showed that the use of antibiotic prophylaxis are not rational indication by category V in 54 patients (49.5%) and the use of antibiotic prophylaxis in 55 patients (50,5%) are rational indication. From 55 patients that rational indication, show that the use of antibiotic prophylaxis by category IVA 54 patients (98.2%); category IVC 27 patients (49.1%); category IVD 54 patients (98.2%); category IIIA 44 patients (80%); category IIA 10 patients (18.2%); IIB category 2 patients (3.6%); category I 1 patients (1.8%). The incidence of surgical site infection was 1.8% (2 patients) of 109 patients. Patient with SSI in this study have long hospitalization before surgery ≥3 days; presence of comorbidities; long operation > 3 hours and the use of antibiotic prophylaxis is not rationally on Gyssens method.
Kata Kunci : infeksi luka operasi, antibiotik, profilaksis, Gyssens / surgical site infections, antibiotic prophylaxis, Gyssens