Laporkan Masalah

Museum Arkeologi Bawah Air USAT Liberty, Tulamben, Bali dengan Pendekatan Inhabitat Architecture

FARADISA BINTANA A, Dr. Ir. Djoko Wijono, M. Arch

2016 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Indonesia adalah negara yang kaya akan tinggalan arkeologis. Tinggalan ini tersebar tak hanya di daratan, namun juga di lautan. Menurut UNESCO, terdapat 3 juta titik kapal karam tersebar di seluruh dunia. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, 2046 titik kapal karam tersebar di Indonesia dan sepuluh persennya diprediksi memiliki nilai komersial. Dalam buku Shipwreck and Sunken Treasure in Southeast Asia 1995, 41% jumlah kapal karam yang tersebar di Asean berlokasi di Indonesia. USAT Liberty adalah kapal kargo milik Amerika yang karam di Selat Lombok pada 1942. Kapal karam ini menjadi salah satu spot favorit bagi olah raga diving. Namun komersialisasi terhadap tinggalan arkeologi bawah air ini membawa dampak yang tak baik bagi bangkai kapal itu sendiri. Keadaan alam dengan arus, gelombang, sedimentasi dan erosi yang terjadi di sekitar bangkai kapal Liberty juga turut mengancam keberadaan Kapal Liberty di masa yang akan datang padahal sisi sejarah dari bangkai kapal ini selalu dapat kita ambil pelajarannya. Solusi yang ditawarkan untuk melestariakan tinggalan arkeologi bawah air ini adalah dengan pembangunan museum di sekitar bangkai kapal. Pendekatan yang digunakan dalam pembangunan museum ini adalah inhabitat architecture yaitu pendekatan yang mengizinkan bangunan hidup di tapak yang sesuai dengan fungsi dan tujuan didirikannya. Dalam konteks pelestarian terhadap tinggalan arkeologi bawah air, bangunan dibangun di bawah air sehingga selanjutnya disebut dengan underwater architecture. Dengan ide ini diharapkan, situs bawah air tak hanya milik mereka dengan kemampuan menyelam, namun juga bagi semua kalangan.

Indonesia has a lot of potential archaeological remains. The remains are located not only on land but also at sea. According to UNESCO, there are 3 million underwater cultural heritage sites around the world. According to the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries of Republic of Indonesia, 2046 shipwreck sites located in Indonesia and ten percent are believed to have commercial value. In the book Shipwreck and Sunken Treasure in Southeast Asia in 1995, 41% of total shipwrecks throughout the Southeast Asia are located in Indonesia’s water. USAT Libery was an American reighter or cargo ship that sank in the Strait of Lombok in 1942. The shipwreck has become one of the favorite diving spot in Indonesia. But commercialization of the shipwreck has negative impact for shipwreck. Natural condition of site also threatens the existence of the shipwreck. One of the proposed way of conserving the site is by building a museum. Inhabitat architecture approach is used to design the museum. Inhabitat arcitecture define as approach where the building permit to stand on the right site as their identity accordance with the functions of the builidng. In the context of the preservation of underwater archaeological remains, the buildings constructed under the water. This idea of underwater museum is one of ieas to universalize the underwater remains.

Kata Kunci : museum bawah air, USAT Liberty, inhabitat architecture

  1. S1-2016-333281-abstract.pdf  
  2. S1-2016-333281-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-333281-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-333281-title.pdf