Laporkan Masalah

FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA PENDERITA KUSTA ANAK DALAM TERAPI MDT (MULTI DRUG THERAPY) DI RS KUSTA SITANALA TANGERANG

MILZA DELFINA, dr. Setya Wandita, Sp.A(K), M.Kes.; dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A.

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik

Latar Belakang. Sepuluh persen dari kasus kusta baru yang terdeteksi di Indonesia merupakan kusta pada anak. Penyakit infeksi kronis seperti kusta dalam perkembangannya dapat menyebabkan anemia yang disebut anemia penyakit kronis. Penyebab anemia lainnya pada kusta disebabkan oleh pemberian MDT (Multi Drug Therapy ) salah satunya komponen dapson yang menimbulkan efek samping berupa anemia hemolitik terutama terjadi pada pasien kusta Multibasiler (MB) yang terjadi sebelum 6 bulan dosis terapi atau pada 3 bulan pertama dosis terapi. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan jenis dan lama terapi terhadap terjadinya anemia pada pasien kusta anak. Metode. Penelitian menggunakan rancangan nested case control dilaksanakan bulan April-Desember 2013 dengan cara consecutive sampling. Subyek penelitian adalah pasien kusta anak usia kurang dari 18 tahun. Kriteria inklusi yaitu semua pasien kusta anak dalam terapi MDT, dan tidak menggunakan obat obat rutin lainnya. Kriteria eksklusi yaitu pasien kusta anak yang mendapat terapi kusta selain MDT, atau putus obat MDT > 6 bulan, atau sedang mengalami reaksi kusta. Analisis menggunakan uji Chi Square dan Regresi Logistik. Hasil. Sebanyak 40 pasien sebagai kelompok kasus dan 30 pasien sebagai kelompok kontrol, terdiri dari 50% laki-laki dengan rentang usia 5-18 tahun. Kadar Hemoglobin sebelum terapi menunjukkan anemia pada kedua kelompok. Rerata indeks eritrosit menunjukkan anemia normositik normokromik. Terdapat hubungan bermakna antara lama terapi dengan kejadian anemia (OR: 2,716; CI:1,019-7,232). Faktor usia, jenis kelamin, dan status gizi sebagai faktor luar tidak berhubungan dengan kejadian anemia. Simpulan. Terdapat hubungan antara lama terapi terhadap anemia pada anak kusta yang diterapi MDT

Background. Ten percent from new detected cases of leprosy in Indonesia is leprosy in children. Chronic infection like leprosy lead to anemia chronic disease. Beside MDT (Multi Drug Therapy) which is dapsone caused hemolytic anemia especially in Multibasiler patiens before 6 months of therapy or at first 3 months of therapy. Aims. To determine type and duration of therapy and its correlation to anemia in leprosy children. Methodes. A nested case control study with consecutive sampling was done from April to December 2013 . Subjects were leprosy children aged less than 18. Inclusion criterias were all leprosy children with MDT therapies not used other routine medicines. Exclusion criterias were leprosy children with other leprosy medicines, or drop out from MDT over 6 months, or in leprosy reaction. The correlation was determine by Chi Square test and Logistic Regresion. Results. 40 patiens was enrolled in cases group, and 30 patiens in control group, aged 5 to 18 years old, 50% was boys. Haemoglobin levels before therapy showed the anemias in both group. Mean of eritrocyte index showed the normocitic normochromic anemias. There was significant correlation between type and duration of therapy and anemia in leprosy children (OR: 2,716; CI:1,019-7,232). Age, sex, and nutritional status as external factors were not correlated with anemias. Conclusion. There was significant correlation between type and duration of therapy and anemia in leprosy children treated with MDT.

Kata Kunci : nemia, kusta anak, MDT (Multi Drug Therapy), Anemia, leprosy children

  1. S2-2016-375050-title.pdf