Bangunan Agen Tunggal Pemegang Merek Otomotif PT. Kalimas AI Semarang Perancangan Bangunan ATPM Mercedes-Benz dengan Pendekatan Penggabungan Standart Arsitektur Pemilik Merek dengan Nilai Arsitektur Lokal
ANINDITA ANDRIYANI, Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng.
2016 | Skripsi | S1 ARSITEKTURKebutuhan akan otomotif telah menjamur pada masyarakat di Indonesia. Dengan masuknya produsen mobil kedalam pasar konsumerisme Indonesia, peran Agen Tunggal Pemilik Merek (ATPM) menjadi penting karena ATPM merupakan sarana produsen merek untuk berhubungan langsung dengan masyarakat, tidak terkecuali merek Mercedes-Benz. Kota Semarang, yang notabene kota metropolitan dengan tingkat konsumerisme masyarakat lokal yang cukup tinggi, merupakan kota yang sesuai untuk mendirikan bangunan ATPM Mercedes-Benz. Bangunan ATPM merupakan salah satu cara produsen merek terkait untuk menggaet konsumen. Sehingga, perlu diadakan standart khusus mengenai bangunan ATPM agar citra yang didapatkan oleh bangunan ATPM dengan merek yang sama dapat selaras sehingga memudahkan konsumen untuk mengidentifikasi bangunan. Namun, dengan adanya standart khusus, bangunan ATPM dengan merek yang sama dapat terlihat monoton. Sedangkan, bangunan ATPM pada lingkungan yang sama saling bersaing untuk mendapatkan konsumen. Hal ini menjadi isu yang penting untuk dipecahkan karena sifat komersial yang melekat pada bangunan ATPM. Pada bangunan ATPM Mercedes-Benz, standart khusus yang harus dipenuhi merupakan hasil analisa dari Jerman, pusat otomotif mobil Mercedes-Benz. Sedangkan, desain ideal bangunan di Indonesia berbeda dengan bangunan Jerman karena perbedaan iklim dan lingkungan. Keunikan pada bangunan ATPM menjadi penting karena dengan keunikan bangunan, diharapkan dapat meningkatkan konsumen pada ATPM terkait sehingga bila dilihat dari segi ekonomi dapat lebih menguntungkan. Kota Semarang merupakan kota yang sarat sejarah. Arsitektur lokal jawa yang melekat di masyarakat Kota Semarang dipilih untuk menjadi elemen gabungan pada bangunan ATPM. Penelitian mengenai arsitektur lokal jawa berupa arsitektur tradisional jawa, menemukan beberapa karakteristik bangunan tradisional jawa. Dari karakteristik arsitektur jawa yang telah dipelajari, perbandingan dengan standart khusus ATPM dilakukan. Hasil dari perbandingan ini terbentuk beberapa elemen arsitektur tradisional jawa yang dapat ditambahkan dalam perancangan bangunan ATPM tanpa melanggar standart khusus bangunan yang ada.
The need of automotive has been rising up in Indonesia's society. With many car's manufacturers entering the Indonesian market, the existence of dealer becomes important hence dealer's most important role are to become a medium between manufacturers and customers in which dealer are obligated to communicate directly to customers. A metropolitan city that has a high consumerism level, like Semarang, are suitable for opening a Mercedes-Benz dealer. Dealers became one of the ways manufacturers to appeal customers. Therefore, specific standard, especially architectural standard, are held so that dealer's image across the universe area consistent among dealer who represent the same manufacture. This can lead to better identifying dealer's building and location. In Mercedes-Benz's case, this standard are mandatory for dealer across the world. However, with the specific standard, dealers across the world can be seen monotonous. This could raise a problem because in some cases in which the dealers are places closely to each other, there could be some rivalry among dealers. In the other hand, standard of dealers (especially Mercedes-Benz Dealers) is conducted from Germany. There are some aspect from Architectural Mercedes-Benz Standard that are not compatible with Indonesian conditions. Uniqueness becomes important, because with the uniqueness, dealers are expected to attract customer better than the other dealers, so that the business can be more profitable. Semarang could not be separated from its Javanese heritage, including Javanese architecture. Therefore, the local architecture are chosen to be the unique factor to the dealer's building. Research about Javanese architecture have found several architectural character that could be combined with the Mercedes-Benz Standard, without clashing with the Mercedes-Benz Standard itself.
Kata Kunci : ATPM, Dealer, Showroom, Bengkel, Mercedes-Benz, Semarang, Arsitektur Lokal Jawa