Laporkan Masalah

ANALISIS KEPATUHAN PENGGUNAAN RUANG KHUSUS MEROKOK DI RUANG PUBLIK PADA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Studi Kasus: Kompleks Balai Kota Yogyakarta Dan Bandara Adisutjipto Yogyakarta)

ERDHIANTO ARYA PRATA, Dr. AG. Subarsono, M.Si. MA.

2016 | Tesis | S2 Manajemen dan Kebijakan Publik

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah perokok terbanyak di dunia. Banyaknya jumlah perokok membuat pemerintah pusat dan pemerintah daerah menciptakan kebijakan untuk mengatur perilaku para perokok. Salah satu daerah yang telah memiliki kebijakan tentang larangan merokok adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu poin dari kebijakan tersebut adalah mengatur penyediaan dan penggunaan ruang khusus merokok di ruang publik. Adanya ruang khusus merokok tidak membuat para perokok patuh untuk menggunakan ruang tersebut. Banyak perokok yang tetap merokok diluar ruang khusus merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mendisripsikan sejauh mana kepatuhan dari para perokok dalam menggunakan ruang khusus merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu : Kompleks Balai Kota Yogyakarta dan Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data peneliti menggunakan tiga (3) tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, dapat disimpulkan bahwa perokok memiliki kepatuhan yang sangat beragam. Perokok di Kompleks Balai Kota Yogyakarta memiliki kepatuhan yang sangat rendah dalam penggunaan ruang khusus merokok. Sebaliknya di Bandara Adisutjipto Yogyakarta para perokok memiliki kepatuhan penggunaan ruang khusus merokok yang cukup tinggi. Ada 5 faktor yang digunakan untuk menjelaskan studi ini, yaitu : 1) Kesadaran; 2) Pendidikan; 3) Sikap; 4) Usia; 5) Persepsi terhadap hukum atau punishment. Kesadaran, sikap, dan persepsi terhadap hukum atau punishment terbukti mempengaruhi kepatuhan seseorang secara signifikan. Ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang paralel terhadap kepatuhan. Pendidikan dan usia tidak terbukti memberikan pengaruh terhadap kepatuhan. keduanya tidak memiliki pengaruh yang signifikan dan tidak memberikan jaminan bahwa akan selalu mempengaruhi kepatuhan dari seseorang. Adapun yang direkomendasikan dari studi ini yaitu pemerintah perlu melakukan sosialisasi yang mendalam terhadap seluruh elemen masyarakat. Selain itu pemerintah perlu menambah penyediaan ruang khusus merokok di kawasan-kawasan dilarang merokok. Tidak hanya sekedar menambah, tetapi pemerintah harus memperhatikan lokasi dan jarak dari ruang khusus merokok itu sendiri.

Indonesia is one of country that has the largest smokers number in the world. That makes the central government and local governments create policies to regulate the behavior of smokers. Yogyakarta is one of Indonesian�s province that has implemented the smoking ban policy. One of the points of this policy is to regulate the provision and using the smoking room in public spaces. The existence of smoking room does not make smokers complied to use the space. There are many smokers who still smoking outside the smoking area. The aim of this study is to describe for what extent that smokers complied using smoking room and the factors that affect the compliance. This study uses a qualitative descriptive methods. This study was conducted at two locations, i.e City Hall of Yogyakarta and Adisucipto Airport of Yogyakarta. The methods of data collection which use are interview, observation, and documentation. The analysis techniques have three (3) steps, i.e data reduction, data display, and verification. Based on the research results in the field, it can be concluded that smokers have a very diverse compliance. Smokers in City Hall of Yogyakarta has a very low compliance in the use of smoking room. In the other hand, Yogyakarta Adisucipto Airport smokers have a quite high compliance in the use of smoking room. There are five factors that used to explain this study, ie: 1) Awareness; 2) Education; 3) Attitude; 4) Age; 5) Perceptions of punishment. Awareness, attitudes, and perceptions of the law or punishment proved significantly affect to a person's compliance. These three factors have a parallel relationship to the compliance. Education and age were not proved to give effect on compliance. Both of them do not have a significant effect and does not guarantee that there will always affect a person�s compliance. This study recommend that the government needs to do a deeper socialization to all elements of society. Besides that , the government needs to increase the numbers of smoking room in the no-smoking areas. Not only increasing, but also the government should pay attention to the location and distance of the smoking room itself.

Kata Kunci : Kata kunci : Kepatuhan, Kebijakan, Penggunaan Ruang Khusus Merokok.

  1. S2-2016-372815-abstract.pdf  
  2. S2-2016-372815-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-372815-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-372815-title.pdf