PERKEMBANGAN LEBAR TAJUK POHON DOMINAN DAN NONDOMINAN JATI PLUS PERHUTANI ASAL STEK PUCUK PADA UMUR 3 SAMPAI 7 TAHUN

AFRY RESNANDA, Dr.Ir. Ronggo Sadono

2016 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Tajuk pohon merupakan bagian yang mendukung proses fisiologis pohon dan memiliki peranan dalam mengatur kerapatan tegakan. Pohon dominan dalam tegakan yang berukuran lebih besar, memiliki tajuk yang lebar, dan akar yang lebih banyak, memiliki kemampuan dan kecepatan lebih memperebutkan faktor lingkungan seperti cahaya, unsur hara, dan air. Lebar tajuk memiliki peran untuk mengatur kerapatan tegakan, menentukan teknik prunning, dan penjarangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model perkembangan lebar tajuk pohon dominan dan non-dominan Jati Plus Perhutani asal stek pucuk pada umur 3 sampai 7 tahun di KPH Saradan, KPH Ngawi, dan KPH Madiun. Pengambilan data dilakukan dengan pemilihan petak berdasarkan keberhasilan tanaman. Sampel yang diambil setiap petak sebanyak 30 pohon dominan dan 30 pohon non-dominan dari rata-rata 8 pohon setiap sampelnya. Parameter yang diukur yaitu jari-jari tajuk dari 4 arah mata angin dengan rumus kuadratik CR = akar((rUkuadrat+rTkuadrat+rSkuadrat+rSkuadrat)/4) , kemudian dihitung lebar tajuk pohon dengan rumus CW = 2 x CR. Penyusunan model perkembangan lebar tajuk menggunakan analisis regresi dengan metode curve estimation. Variabel bebas berupa umur tegakan dan variabel terikat berupa rata-rata lebar tajuk tiap petak. Hasil penelitian menunjukkan model S merupakan model terbaik untuk perkembangan lebar tajuk. Pada pohon dominan model S dinyatakan dalam persamaan CW = 2,7182pangkat(1.689+(-1.938/umur)) dengan nilai R2 37,8%, nilai signifikasi F dan signifikasi t yaitu 0,000 dengan standard error of the estimate adalah 0,0660. Pada pohon non-dominan dengan persamaan CW = 2,7182pangkat(1.759+(-2.556/umur)) , nilai R2 41,5%, nilai signifikasi F dan signifikasi t yaitu 0,000, dengan standard error of the estimate adalah 0,0609. Pada pohon keseluruhan dengan persamaan CW = 2,7182pangkat(1.756+(-2.514/umur)) , nilai R2 40,7%, nilai signifikasi F dan signifikasi t yaitu 0,000, dengan standard error of the estimate adalah 0,0589. Hal ini menunjukan bahwa model persamaan S layak digunakan untuk model perkembangan lebar tajuk.

Tree crown is a part of the tree which supports the physiological proccess and plays important role in stand density regulation. Crown width is important to determine stand density, prunning, and thinning techniques. The dominant tree in a stand is characteristized by large size, wide canopy, many root, and good ability to get sunlight, nutrients, and water. This study aimed to determine the model of crown width development of the dominant and non-dominant tree teak clones from shoot cuttings aged 3 to 7 years at KPH Saradan, KPH Ngawi, and KPH Madiun. This research conducted in selected compartment based on good growth criteria. Tree samples from each selected compartment were 30 dominant tree and 30 value of non-dominant tree that calculated with 8 around tree for each dominant tree. The measured parameter were crown radius at 4 direction. Crown radius (CR) calculated with quadratic equation CR= root((rNsquare+rEsquare+rSsquare+rWsquare)/4) . Crown width (CW) calculated with equation CW = 2 xCR. Crown width was analysed by non-linear regression with curve estimasion method. The independent variabel was age of stand, and dependent variable was average of tree crown width per compartment. The result showed that the best model for crown width development was S model. The model of crown width for dominant tree was expressed as CW =2,7182 degree(1.689+(-1.938/age)) , R2 value was amount to 37.8%, and standard error of the estimate value was 0.0660. The model of crown width non-dominant tree was expressed as CW = 2,7182 degree(1.759+(-2.556/age)) , R2 value was amount to 41.5 % and standard error of the estimate value was 0.0609. The model of crown width for dominant and non-dominant tree was expressed as CW = 2,7182 degree(1.756+(-2.514/age)) , R2 value was amount to 40.7 % and standard error of the estimate value was 0.0589. This result indicated that S model equation was feasible to predict the crown width development of standing dominant and non-dominant tree.

Kata Kunci : Jati Plus Perhutani, stek pucuk, lebar tajuk, pohon dominan, pohon non-dominan;Jati Plus Perhutani, shoot cuttings, crown width, dominant trees, non-dominan trees