Laporkan Masalah

Keanekaragaman Anggota Ordo Orthoptera Pada Ladang Singkong dan Hutan Jati Di Desa Kemadang, Gunungkidul, Yogyakarta dan Potensinya sebagai Sumber Pangan

DODIK DERMAWAN, Drs. Ignatius Sudaryadi, M.Kes

2016 | Skripsi | S1 BIOLOGI

Serangga memiliki peran yang sangat beragam, salah satunya sebagai sumber pangan (edible-insect). Konsumsi serangga telah dilakukan diseluruh dunia, termasuk di Desa Kemadang Gunungkidul, Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari keanekaragaman dan potensi jenis anggota Ordo Orthoptera sebagai serangga yang dikonsumsi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan pada bulan April - Agustus 2016 di dua ekosistem (ladang singkong dan hutan jati), dilakukan sebanyak 3 kali pada lokasi berbeda. Purposive random sampling secara langsung dengan menggunakan sweepnet dan tidak langsung menggunakan pitfall trap. Sampel kemudian di mounting dan identitifikasi di Laboratorium Entomologi UGM. Kuesioner digunakan untuk mengetahui serangga yang pernah dikonsumsi masyarakat. Data kemudian dianalisis menggunakan Indeks Diversitas (H') menurut Shannon dan Wiener, Indeks Kemerataan (E) dan Indeks Kekayaan Spesies (R). Hasil dari penelitian ini yaitu didapatkan Ordo Orthoptera pada ekosistem ladang singkong tergolong dalam 18 spesies, 17 genus, dan 5 familia, pada ekosistem hutan jati sebanyak 14 spesies, 13 genus, dan 4 familia. INP tertinggi di ekosistem ladang singkong adalah Cyrtacantracis consanguina 65,83%, sedangkan di ekosistem hutan jati adalah Phlaeoba fumosa 61,87%. Pada ekosistem ladang singkong nilai H' 3.72, E 0.89 dan R 3,85, sedangkan pada ekosistem hutan jati memiliki H' 3.09, E 0.81 dan R 3,05. Dua puluh tiga spesies yang diketahui terdapat 8 spesies merupakan edible-insect menurut world list edible insect 2015 dan 23 spesies pernah dikonsumsi berdasarkan kuesioner. Valanga nigricornis paling banyak dikonsumsi. Penerimaan masyarakat merupakan faktor serangga sebagai edible-insect. Keanekaragaman tinggi pada vegetasi, suhu optimal dan kelembaban optimal meningkatkan keanekaragaman Ordo Orthoptera.

Insects had very diversity role, like as a food source (edible-insect). Entomophagy had been arround the world, included in Kemadang, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. The purpose of this research to study the biodiversity and potential of the Order Orthoptera as a edible-insect and the factors that influence it. The study was in April-August 2016 on two ecosystems (cassava-fields and teak-forests) at 3 times in difference location. Purposive sampling was direct sampling method used sweepnet and indirect used pitfall traps. The sample was mounted and identified in Entomology Laboratory Faculty of Biology UGM. Questionnaire to find edible-insect by the public. The data had been analyzed by diversity index (H') by Shannon - Wieners, Evenness Index (E) and species richness index (R). Result showed the cassava-field ecosystem had 18 species, 17 genera, and 5 family, the teak-forest ecosystems had 14 species, 13 genera, and 4 family. The cassava-field ecosystem higher INP was Cyrtacantracis consanguina as 65,83%, in the teak-forest ecosystems higher INP was Phlaeoba fumosa as 61,87%. The cassava-field ecosystem had H' 3.72, E 0.89 and R 3,85, Teak-forest ecosystem had H' 3.09, E 0.81 and R 3,05. Twenty three known species there was 8 species was edible in the world list edibe-insect 2015 and based on a questionnaire, 23 species was edible. Valanga nigricornis as insects the most favorite. Public acceptance was factors that influence insect potential as edible-insect. Environmental factors that influence biodiversity of Order Orthoptera was temperature, humidity, and vegetation on the ecosystem.

Kata Kunci : keanekaragaman, Orthoptera, edible-insect, ladang singkong, hutan jati