STRATEGI KAMPANYE PARTAI AMANAT NASIONAL PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DIAN MUFLIKHAH, R.b Abdul Gaffar Karim, S.IP.,M.A.

2016 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)

Penelitian ini bermaksud untuk melihat bagaimana strategi kampanye Partai Amanat Nasional (PAN) dalam pemilu legislatif tahun 2014 di DIY. Pada pemilu tersebut, PAN telah mengikuti pemilu selama empat periode yaitu sejak 1999-2014. Sehingga dapat dikatan bahwa PAN termasuk partai lama yang telah memiliki basis masa terutama dari warga Muhammadiyah. Kemudian di DIY sendiri yang notabene "merupakan kampung halaman" nya Muhammadiayah sehingga PAN seharusnya memiliki peluang besar untuk pemenangan pemilu khusus ny di DIY. Kampanye PAN di DIY pada dasarnya terdiri dari dua fase, yaitu perencanaan/persiapan dan pelaksanaan. Pada fase perencanan sekaligus persiapan, PAN berupaya untuk menyiapkan kader-kader terbaiknya yang didorong untuk berlaga di pemilu 2014 ini. Dalam tahapan ini PAN berupaya pula untuk membuat strategi guna mendapatkan suara yang maksimal. Ada dua cara yang ditempuh lewat pemetaan politik yaitu pemetaan wilayah dan pemetaan kompetitor. Kedua hal ini dilakukan untuk mengetahui peluang-peluang wilayah mana saja yang bisa dimasuki dan berpotensi mendulang lebih banyak suara juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kompetitor. Fase kedua yaitu, pelaksanaan strategi. Ini diawali dengan masa kampanye syang telah ditetapkan oleh KPU. Pada fase ini PAN mendorong para caleg-calegnya untuk aktif terjun ke masyarakat guna mengadakan sosialilasi. Cara-cara yang digunakan diantaranya mengadakan pertemuan warga secara berkala, dengan memasang iklan di media cetak dan elektronik juga menggunakan poster baliho, dan pamphlet. Selain cara tersebut, para caleg juga melakukan kampanye secara �person to person�. Cara ini dirasa paling efektif untuk mendulang suara karena langsung berhadapan dengan masyarakat. Sejak awal DPW PAN DIY mentargetkan perolehan suara sebanyak 25% namun hanya berhasil meraup 19% suara yaitu sebesar 12.353 suara dan mendudukkan 8 kadernnya di DPRD DIY. Ini menjadi bahan evaluasi bagi PAN untuk memperbaiki diri untuk mengikuti pemilu legislatif periode mendatang. Dari penelitian ini penulis menegaskan bahwa keberhasilan pemenangan pemilu PAN ditentukan oleh kekuatan para calon anggota legislatif bukan pada kekuatan mesin partai.

This study is designed to look at how the campaign strategy of Partai Amanat Nasional (PAN) in legislative election 2014 in Daerah Istimewa Yogyakarta Province (DIY). PAN had followed the election for four periods: from 1999 to 2014. So, it can be said that PAN is one of the old party which has had a base mass mainly of Muhammadiyah members. In addition, DIY incidentally is the "hometown" of Muhammadiyah so that PAN should have a great chance of winning the election in DIY. Basically, PAN campaign in DIY consisted of two phases, namely planning/preparation and implementation. In the planning and preparation phase, PAN tried to prepare the best cadres and encouraged them to compete in this 2014 election. In this stage, PAN also sought to create a strategy in order to obtain maximum votes. Political mapping was used as the strategy. There were many ways of political mapping, some of them were areas mapping and competitors mapping. Both of these were done to find out the opportunities which areas were accessible and potentially gained more votes. It was also to know the strengths and weaknesses of the competitors. The second phase, namely, the implementation of the strategy. It began with campaign period has been established by the Commission. In this phase, PAN encouraged their candidates to actively plunge into the community to hold socialization. There were some ways which established such us by holding regularly public meetings, by advertising in print and electronic media, using the billboard posters, and pamphlets. Besides these ways, the candidates were also doing "person to person" campaign. This method was considered the most effective way to gain votes because it directly faced with the public. Since the beginning DPW PAN of DIY targeted to earn as much as 25% votes, but the result could only obtain 19% of votes (12.353 votes) and it automatically could make their 8 cadres sat in parliament of DIY. It became a matter of evaluation for PAN to improve itself to follow the legislative elections in the next period. From this study, the researcher concluded that the success of winning the election was determined by the strength of the PAN candidate legislative members themselves not on the strength of the party.

Kata Kunci : strategi kampanye, kampanye partai politik, dan pemenangan pemilu