Laporkan Masalah

Sikap Politik Media Dalam Polemik Suksesi Raja Yogyakarta (Analisis Wacana Kritis Terhadap Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dalam Polemik Suksesi Kraton Yogyakarta)

FAJAR RODHANI PUTRA, Dr.rer.pol. Mada Sukmajati, S.I.P., M.P.P.

2016 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)

Sepanjang tahun 2015 Sri Sultan Hamengku Buwono X mengeluarkan Sabda sebanyak empat kali. Sabda yang dikeluarkan Sultan tersebut berkaitan dengan persoalan suksesi di Kraton Yogyakarta. Pro dan kontra terhadap langkah politik Sultan tak bisa dihindarkan. Sultan HB X dan Rayi Dalem yang bersitegang dalam polemik ini tentu membutuhkan wadah untuk menyalurkan argumentasi mereka masing-masing. SKH Kedaulatan Rakyat sebagai media massa yang dikenal dekat dengan Kraton Yogya dijadikan sarana pertarungan wacana kedua belah pihak. Pertanyaan kunci dalam penelitian ini ialah Bagaimana sikap politik SKH Kedaulatan Rakyat dalam polemik suksesi Kraton Yogyakarta dilihat dari wacana yang dikembangakan?. Dari pertanyaan selanjutnya penelitian ini akan dikerangkai menggunakan landasan teori wacana milik Teun van Dijk. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan metode kualitatif analisis wacana dikarenakan penelitian kualitatif analisis wacana memungkinkan peneliti untuk mampu melihat realitas yang dikembangkan suatu media tidak hanya dari teks namun juga dari kognisi sosial dan konteks sosial. Dalam kurun waktu Maret 2015 sampai Januari 2016, sikap politik SKH Kedaulatan Rakyat tidak berdiri secara tegas condong ke salah satu kubu. SKH Kedaulatan Rakyat cenderung berada di dua kubu dengan mengakomodir wacana yang saling berseberangan. Hal ini terlihat dari tajuk rencana dan berita dari SKH Kedaulatan Rakyat yang memang relatif berimbang. Selain itu juga dari kognisi wartawan tidak menunjukkan kecenderungan ke salah satu pihak. Begitu pun, SKH Kedaulatan Rakyat juga memiliki relasi yang sama kuat dengan Sultan HB X dan Rayi Dalem yang juga memengaruhi proses konstruksi wacana.

Sri Sultan Hamengku Buwono X has been issuing sabda (words) for four times throughout 2015. Sabda that has been spoken were related to the Kraton Yogyakarta succession. This has creating a pro and contra to any political movement that ha made by Sultan. It has positioned Sultan HB X and Rayi Dalem in the difficult situation regarding to this polemic, therefore they need a medium to express their argumentation. SKH Kedaulatan Rakyat is one of the mass media in Yogyakarta, which have a close relations with Kraton Yogyakarta, has become the medium for the battle of discourse by Sultan and Rayi Dalem. The main question of this research What is SKH Kedaulatan Rakyat political standing on the Kraton Yogyakarta succession polemic on the discourse that has been that constructed? This research will base on the theoretical framework on discourse theory by Teun van Dijk. In order to answer this question, the writer used a qualitative methods on discourse analysis since this methods is able to investigate the reality that has been developed by the media that not only based on the text, but also discovering the social cognition and context. Based on the investigation, it found out that from March 2015 to January 2016, SKH Kedaulatan Rakyat is did not firmly support neither Sultan nor Rayi Dalem. SKH Kedaulatan Rakyat tends to support both of the parties by accomodating both discourses. This showed by the editorial and the news by SKH Kedaulatan Rakyat that showed the balance of opinion for the parties. Moreover, from the reporter point of view, there are no tendency on where SKH Kedaulatan Rakyat's reporter's preference for support. In other words, SKH Kedaulatan Rakyat has the same strong relation with Sultan Hamengku Buwono X and Rayi Dalem on influencing the process of discourse construction.

Kata Kunci : Sikap Politik, Media Massa, Analisis Wacana, Suksesi di Kraton Yogyakarta.

  1. S1-2016-317961-bibliography.pdf