Laporkan Masalah

RESISTENSI PEDAGANG DALAM RELOKASI DARURAT PASAR BALEDONO KABUPATEN PURWOREJO

NURUL AZIZAH, Dr. Subando Agus Margono, M.Si

2016 | Skripsi | S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)

Resistensi merupakan ketidakpatuhan individu atau kelompok dalam menghadapi perubahan pada suatu kebijakan. Untuk merealisasikan masa tanggap darurat kedua, Pemerintah Kabupaten Purworejo mengeluarkan SK Bupati Purworejo No. 188.4/479/2013 tentang penetapan lokasi pasar darurat bagi pedagang Pasar Baledono. Penetapan lokasi pasar darurat dibagi menjadi enam lokasi. Namun, pedagang Pasar Baledono menolak relokasi darurat yang berada di lokasi yang berbeda-beda. Dalam melakukan aksi penolakan, pedagang mempunyai bermacam-macam strategi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini bersumber dari isu penolakan pedagang pasar dalam relokasi darurat Pasar Baledono. Penelitian ini menganalisis resistensi pedagang pasar dalam relokasi darurat di Pasar Baledono Kabupaten Purworejo. Analisis yang dilakukan adalah menganalisis penyebab resistensi pedagang, bentuk-bentuk resistensi pedagang, dan menganalisis pihak-pihak yang terlibat dalam relokasi darurat Pasar Baledono. Fokus kajian ini adalah resistensi pedagang pasar darurat yang berada di belakang Ruko Plaza dan Terminal Suronegaran tahun 2013-2016, Kabupaten Purworejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resistensi pedagang Pasar Baledono, tidak semata-mata tanpa ada penyebab. Ditemukan beberapa penyebab resistensi pedagang pasar. Dalam menghadapi kebijakan pemerintah, pedagang berusaha melakukan perlawanan secara terbuka (public transcript) dan tertutup (hidden transcript). Perbedaan kepentingan yang terjadi antara pemerintah dan pedagang diselesaikan dengan cara negosiasi. Negosiasi yang dilakukan menghasilkan upaya-upaya pemerintah dalam meramaikan pasar darurat. �

Resistance is an individual or communal disobedience towards a change in a certain policy. Regarding the execution of second emergency response period, Purworejo Regional Government issued a Purworejo's Regent Decree No. 188.4/479/2013 regarding the emergency relocation arrangement for Baledono Market Trader. The arrangement stated that the relocation will be divided into six location. However, Baledono Market's Trader rejected the idea of having those different locations for the emergency relocation. In expressing the rejection, the trader used several strategies. This study is done with case study method qualitatively. This study investigates trader's resistance towards the Baledono Market emergency relocation in Purworejo. It analyzes the reason for the trader's resistance, the form in which they are taken, and also who are involved in the Baledono Market's emergency relocation. The focus of the study is the resistance of traders who are relocated to Plaza Shop-houses and Suronegaran Bus Station in 2013-2016 The study shows that there are reasons for Baledono's trader resistance. In dealing with the government policy, the traders were trying to fight openly (public transcript) and closely (hidden transcript). The difference of government and trader's interest is settled through negotiation. Negotiation results in government's efforts to keep the emergency market packed with people.

Kata Kunci : Resistensi Pedagang, Aspirasi, Keterwakilan.

  1. S1-2016-328653-abstract.pdf  
  2. S1-2016-328653-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-328653-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-328653-title.pdf