Laporkan Masalah

Perencanaan Regenerasi Kawasan PT. Arun NGL sebagai Respon Deindustrialisasi di Kota Lhokseumawe

TARINA IQLIMA, M. Sani Roychansyah, ST., M.Eng., D.Eng.

2016 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Deindustrialisasi PT. Arun NGL memberikan dampak negatif bagi perkembangan Kota Lhokseumawe, antara lain munculnya lahan tidur yang cukup luas; meningkatnya angka pengangguran; dan menurunkan pendapatan kota. Untuk merespon dampak negatif tersebut, Kota Lhokseumawe sebaiknya melakukan tindakan cepat untuk menghentikan proses degradasi kota melalui pengembalian fungsi kota yang hilang. Proses pengembalian fungsi kota yang hilang melalui perencanaan menyeluruh di tiap aspek disebut pula regenerasi. Dalam perencanaan ini, Kota Lhokseumawe akan diregenerasi menjadi Kota Pasca Industri yang berkelanjutan. Penyusunan dokumen perencanaan melingkupi kegiatan perumusan tujuan dan sasaran; pengumpulan data; analisis; pengembangan dan pemilihan alternatif rencana; serta pengembangan rencana terpilih. Perencanaan ini menggunakan metode analisis empiris yang tertuang dalam proses regenerasi, yaitu analisis fisik lingkungan; analisis sosial kependudukan; analisis ekonomi keuangan; analisis pengaruh internal; analisis pengaruh eksternal; dan analisis penerapan pengembangan. Hasil analisis empiris kemudian dikembangkan menjadi strategi untuk pengembangan alternatif rencana melalui analisis SWOT. Alternatif rencana kemudian diseleksi dengan metode matriks performa untuk menentukan rencana terbaik yang akan dikembangkan. Pengembangan alternatif rencana terpilih disesuaikan dengan produk regenerasi, yaitu strategi pembentukan kawasan; peningkatan fisik wilayah; aksi perbaikan lingkungan; pelatihan dan pendidikan; dan peningkatan ekonomi. Produk perencanaan merupakan dokumen yang melingkupi keseluruhan lokasi PT. Arun NGL seluas 1.980 Ha di Kampung Batuphat, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Produk perencanaan ini diharapkan mampu menjawab permasalahan yang muncul pasca deindustrialisasi, mengembalikan fungsi kota yang hilang dan menjadikan Kota Lhokseumawe menjadi kota berkelanjutan.

PT. Arun NGL deindustrialization have negative impacts to Lhokseumawe City development, among others the emergence of large brownfields; the unemployment; and the city�s income decline. Hence of it, government should acts to stop the city degradation process through the city function restoration. The process of city function restoration by thorough planning in every aspect is called regeneration. In this plan, Lhokseumawe City would be regenerated into a sustainable post industrial city. Making of this planning documents includes objects and targets formulation; data collection; analysis; making and choosing alternative plans; and development plan elected. This planning use empirical analysis method that set out in the regeneration process, that is environmental analysis; social analysis; economic analysis; internal drivers of chance; external drivers of chance; application to an individual urban area. The empirical analysis result then developed becomes strategy to the development of alternative plans through a SWOT analysis. Afterwards, alternative plans use performance matrix method to determine the best plan to be developed. The development of elected alternative plans adapted to the regeneration products, that is neighbourhood strategies; physical improvements; environmental action; training and education; economic development. Planning products is documents surrounding a whole PT. Arun NGL of 1.980 Ha in Batuphat Village, Muara Dua Districts, Lhokseumawe City. This planning products is expected to solve the problems that emerged after deindustrialized, restore the lost city function, and make Lhokseumawe City be sustainable city.

Kata Kunci : Regenerasi, kota pasca industri, berkelanjutan, analisis, perencanaan, Lhokseumawe, PT. Arun NGL, lahan tidur / Regeneration, post industial city, sustainable, analysis, planning, Lhokseumawe, PT. Arun NGL, brownfields

  1. S1-2016-335992-abstract.pdf  
  2. S1-2016-335992-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-335992-title.pdf