PERENCANAAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN TANJUNG MAS MENGGUNAKAN KONSEP GREEN WATERFRONT

HIJRAH ANANTA, Dr. Ir. Suryanto, MSP.

2016 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kelurahan Tanjung Mas merupakan salah satu kawasan strategis bagi Kota Semarang dan Jawa Tengah. Namun adanya permasalahan permukiman kumuh dengan total luas 13,1 Ha yang diakibatkan minimnya dukungan infrastruktur dan kondisi lingkungan yang kotor. Permasalahan lainnya yaitu adanya ancaman banjir rob dengan luas area genangan 12,5 Ha, hal ini disebabkan oleh fenomena alam penurunan muka tanah (Land Subsidence) yang menjadi permasalahan lingkungan permukiman sekitar. Adanya permasalahan-permasalahan tadi diperparah dengan kondisi kemiskinan yang mencapai 4540 jiwa (52,2%), menimbulkan ketidakberdayaan masyarakat sekitar untuk keluar dari permasalahan tersebut. Hal tersebut menjadikan pertimbangan utama untuk perlunya dilakukan perencanaan di lokasi tersebut untuk memperbaiki kualitas lingkungan permukiman dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Konsep Green Waterfront adalah konsep perencanaan yang meliputi penataan dan pembangunan kawasan tepi air (waterfront) yang mempertimbangkan aspek lingkungan alami dan buatan melalui upaya efisiensi sumber daya alam untuk menciptakan lingkungan tepian air yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Terdiri dari 8 variabel konsep (Green Planning & Design, Green Building, Green Transportation, Green Open Space, Green Water, Green Waste, Green Energy, dan Green Disaster Management. Rencana pengembangan kawasan yaitu dengan membuat Master Plan yang meliputi pembangunan rumah susun, peningkatan dimensi dan jaringan infrastruktur jalan, pembuatan jaringan sistem air bersih, dan melakukan mitigasi bencana banjir rob menggunakan teknologi sistem polder.

Tanjung mas is one of the strategic area for Semarang City and Central Java. But there a problem about slum area, with total area around 13,1 ha, this condition caused by the lack of support infrastructure and dirty environment. Other problems is the threat of tidal flood which area reach 12,5 ha, this is caused by natural phenomena land subsidence (penurunan muka tanah) that has been a problem of the settlement area. The problem was compounded to the poverty condition, aproximately 4540 people (52,2%) in poor condition, causing helplessness conditon to get out frm these problems. This makes the main consideration for planning to be done at the location to increase the quality of settlement areas and also improve the welfare of the community. The concept of green waterfront is the concept of planning which includes the development of the waterfront area that takes into account environmental aspects of natural and artificial through the effort to the efficiency of natural resources to create environments ledges water that environmentally friendly and sustainable. This concept consists of eight variable concept such as; green planning and design, green building, green transportation, green open space, green water, green waste, green energy, and green disaster management. In regional development plan that is by making a master plan which includes the construction of flats, an increase in the dimensions and a network of road infrastructure, the manufacture of a network of clean water system, and carry out the disaster management of tidal flooding using polder system technology.

Kata Kunci : Permukiman Kumuh, Land Subsidence, Green Waterfront, Master Plan, Infrastruktur