POLA KERUANGAN DAN FUNGSI SITUS DI KAWASAN SITUS BATUJAYA
LUDHYANA MARTASARI, DWI PRADNYAWAN, S.S., M.A.
2016 | Skripsi | S1 ARKEOLOGITarumanegara merupakan kerajaan tertua di Jawa Barat yang berasal dari abad V masehi. Berdasarkan bukti-bukti prasasti dan temuan arca kerajaan ini bercorak Hindu, akan tetapi berdasarkan temuan situs berupa unur dan artefak yang tersebar di Kawasan Situs Batujaya, Kabupaten Karawang berlatarbelakang agama Buddha. Sebaran unur ini membentuk suatu pola sebaran yang belum diteliti. Oleh karena itu, tujuan penelitian di Kawasan Situs Batujaya adalah untuk mengungkapkan pola keruangan dan fungsi situs di Kawasan Situs Batujaya. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah tinggalan arkeologi di Kawasan Situs Batujaya dan data lingkungan yang diperoleh melalui survei, data pustaka, maupun peta yang mendukung untuk penelitian. Data-data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan analisis spasial, kontekstual, dan tetangga-terdekat. Analisis spasial bertujuan untuk menggambarkan hubungan antar situs maupun hubungan antara situs dan lingkungannya. Analisis tetangga-terdekat bertujuan untuk melihat pola persebaran situs. Kemudian analisis kontekstual bertujuan untuk menggambarkan fungsi suatu situs. Persebaran situs-situs di Kawasan Situs Batujaya membentuk suatu pola, yaitu pola mengelompok yang tidak jauh dari sumber mata air. Secara ekologi, lokasi yang dekat sumber mata air dapat memenuhi kebutuhan praktis manusia sedangkan secara konseptual, air merupakan elemen pembersih dan penyubur. Di dalam pola tersebut terdapat dua ruang, yaitu ruang sakral (candi) dan profan (hunian). Candi Blandongan sebagai pusat ritual keagamaan, Situs Telagajaya VII sebagai simbolisasi Gunung Mahameru dan bangunan hunian sebagai tempat tinggal pemelihara candi. Simbolisasi Gunung Mahameru merupakan bentuk kepercayaan manusia terhadap gunung sebagai pusat dunia sehingga mendorong manusia untuk mendirikan candi di dekat gunung.
Tarumanegara is the oldest kingdom in West Java that came from the fifth century BC. Based on the evidence of inscription and statue findings, the kingdom’s religious background was concluded as Hindu. However the finding of unur site and artifacts in the surrounding of Batujaya Site Area, Karawang regency, shows Buddhism background instead. Distribution of unur site forms distribution pattern that has not been studied before. Therefore, the purpose of this study in Batujaya Site Area is to discover the spatial pattern and function of site in Batujaya Site Area. Data of this study derived from archaeological remains in Batujaya Site Area and environmental data obtained through survey, literature study, and map study. The data was analyzed by spatial analysis, contextual analysis, and the nearest neighbor analysis. Spatial analysis aims to describe the relation between the sites, and the relation between the site and its environment. Nearest-neighbor analysis aims to discover the distribution pattern of the sites. While contextual analysis aims to describe the function of the sites. Sites distribution in Batujaya Site Area forms a pattern of site cluster which located not far from water source. Ecologically, by the location that is close to the water source, men can meet their practical need of water. While conceptually, water acts as purification and enrichment element. Within this pattern, there are two natures of space, i.e. sacred space (temple) and the profane space (occupancy). Blandongan temple which is located in Telagajaya VII site is the center of religious ritual. The temple symbolizes Mount Mahameru. While the residential building serves as residence of temple custodian. Symbolization of Mount Mahameru is a form of human belief of the mountain as the center of the world thus motivated people to build the temples close to the mountain.
Kata Kunci : Situs, Spasial, Kontekstual, Lingkungan, Batujaya/ Site, Spatial, Contextual, Environment, Batujaya
