RUMAH SAKIT JIWA DI KABUPATEN CIREBON DENGAN PENDEKATAN EVIDENCE-BASED DESIGN
DYAH IFFAH NOVITASARI, Ir. Slamet Sudibyo, M.T.; Mario L. Lionar, S.T., M.Sc.
2016 | Skripsi | S1 ARSITEKTURKesadaran akan kesehatan jiwa masih belum cukup diperhatikan di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia ialah 1,7 permil dan prevalensi gangguan mental emosional ialah 6,0 persen. Akan tetapi, ketersediaan rumah sakit jiwa masih belum mampu mewadahi penderita gangguan jiwa karena kapasitas tempat tidurnya yang kurang dan letaknya yang jauh, yaitu berada di ibukota provinsi. Kabupaten Cirebon sendiri merupakan daerah dengan penderita gangguan jiwa cukup banyak, yaitu lebih dari 3000 jiwa. Selain itu, Kabupaten Cirebon merupakan area favorit sebagai lokasi buangan "orang-orang gila" dari berbagai daerah di Jawa Barat. Karena itu, diperlukan pengadaan rumah sakit jiwa di Kabupaten Cirebon sebagai fasilitas layanan kesehatan jiwa yang mewadahi fungsi pencegahan, pengobatan dan perawatan, dan rehabilatasi terhadap gangguan jiwa dan gangguan mental. Rumah sakit jiwa yang baik ialah yang mendukung kesembuhan dan keselamatan pasien. Karena itu, perancangan lingkungan buatan yang tepat menjadi penting. Sekarang ini sudah banyak penelitian mengenai keterkaitan antara lingkungan rumah sakit jiwa dan tingkat kesembuhan pasien dari berbagai macam studi kasus yang telah terbangun. Hasil penelitian-penelitian ini dapat menjadi acuan perancangan suatu rumah sakit jiwa di masa depan yang kemudian disebut perancangan berbasiskan bukti dan diharapkan dapat meningkatkan performa rumah sakit jiwa dalam mendukung kesembuhan pasien.
Mental health awareness is still not given enough attention in Indonesia. Based on Basic Health Research 2013, the prevalence of severe mental disorder in Indonesia is 1,7 permil and the prevalence of emotional mental disorder is 6,0 percent. However, the availability of psychiatric hospital still cannot accommodate people with mental disorders due to limited bed capacity and distant locations, where are in capitals of the provinces. Cirebon Regency itself has many people with mental disorders, which are more than 3000 inhabitants. Moreover, Cirebon Regency is a favorite area as a discharge location for "madmen" from other regencies in West Java. Therefore, psychiatric hospital is needed as a mental healthcare facility accommodating prevention, treatment and care, and rehabilitation functions towards mental disorders. A good psychiatric hospital is capable to provide patients' recovery and safety. Therefore, a proper built-environment design is important. Nowadays, there are many researches about linkages between psychiatric hospital environment and patients' cure rates from several built case studies. These researches can be refereces for psychiatric hospital design which soon be called as evidece-based design and expected to increase pshychiatric hospital's performance in supporting patients' recovery.
Kata Kunci : mental health, mental disorder, psychiatric hospital, evidence-based design