Laporkan Masalah

Ketersediaan Lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Surakarta

GHEA AMALIA, Dr. Djaka Marwasta, M.Si

2016 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Jumlah kematian yang diproyeksikan akan terus meningkat setiap tahunnya menyebabkan permasalahan kebutuhan lahan, salah satunya adalah penyediaan lahan pemakaman bagi penduduk yang meninggal karena lahan pemakaman lambat laun akan penuh jika tidak diimbangi dengan penyediaannya. Data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surakarta menyebutkan bahwa lahan makam di Surakarta tersisa 25% dan dikhawatirkan akan habis dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Tujuan penelitian ini untuk menghitung ketersediaan luas lahan tempat pemakaman umum di Kota Surakarta dan mengetahui kesiapan masyarakat dalam menghadapi kebijakan makam tumpang. Ketersediaan lahan makam dihitung dengan mengkaji 3 TPU di Kota Surakarta, yaitu TPU Bonoloyo, TPU Untoroloyo, dan TPU Purwoloyo. Populasi dalam penelitian adalah kepala keluarga yang berjumlah 39.145 yang meliputi tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Kadipiro, Mojosongo, dan Jebres. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan systematic sampling yang meliputi 100 kepala keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Hasil pengumpulan data dianalisis dengan analisis frekuensi dan analisis skala likert dengan pendekatan Technology Readiness Index. Hasil penelitian menunjukkan lahan makam untuk setiap TPU di Surakarta hanya mampu menampung jenazah kurang lebih selama 1 tahun. Hal ini bisa diatasi dengan melakukan pemakaman tumpang yang diprediksi mampu menampung jenazah hingga 69-77 tahun mendatang, yaitu menjadikan satu dengan jenazah yang terlebih dahulu dimakamkan. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi makam tumpang yang ditinjau dari aspek pengetahuan, sikap, dan respon, menyatakan bahwa dengan nilai total skor 2,419; masyarakat belum siap dalam menghadapi makam tumpang.

The number of deaths is projected to increase every year causes land needs problems, one of them is providing graveyard space for corpse. The graveyard space will be running out due to the unbalanced availibility of graveyard space. Data from Surakarta Offfice of Cleanliness and Landscaping shows that the graveyard space in Surakarta remains 25% and will be running out within the next five years. This research aims at calculating the land availability for public graveyard in Surakarta and finding out the readiness of people to face funeral overlap regulation. The land availability is calculated by reviewing three public graveyards, they are Bonoloyo public graveyard, Untoroloyo public graveyard, and Purwoloyo graveyard. Populations of this research are 39.145 patriarchs consist of 3 villages, they are Kadipiro, Mojosongo, and Jebres. The sampling techniques applied in this research is systematic sampling involving 100 patriarchs. The data collection is accomplished by questionnaire. The collected data are analyzed by frequency analysis and likert's scale analysis. The result shows that graveyard space in each public graveyard is only able to accomodate the corpse for approximately a year. This problem can be overcome by applying funeral overlap which is predicted to accomodate the corpse until the next 69-77 year by grouping the new corpse with the other corpse that has been burried. People's readiness in facing the funeral overlap in terms of knowledge, attitude and response, shows that with the total score of 2,419; people haven’t been ready to face the funeral overlap.

Kata Kunci : ketersediaan lahan, tempat pemakaman umum, makam tumpang, kesiapan masyarakat

  1. S1-2016-333998-abstract.pdf  
  2. S1-2016-333998-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-333998-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-333998-title.pdf