Zero Waste Education Park di TPA Suwung Bali dengan Pendekatan Ecomimicry

ANISA YULIA RAKHMANITA, Dr. Ir. Arif Kusumawanto, M.T., IAI

2016 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Permasalahan sampah merupakan masalah yang berkepanjangan dan belum terselesaikan dengan baik di berbagai daerah di Indonesia. Peningkatan volume sampah disebabkan oleh tingginya jumlah konsumsi produk oleh masyarakat serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan dan pengolahan sampah. Sehingga sampah-sampah tersebut hanya dibuang ke TPA tanpa adanya pemrosesan lebih lanjut. Akibatnya, TPA hanya menjadi Tempat Pembuangan Akhir sampah. Perlu adanya perubahan konsep perilaku masyarakat Zero Waste untuk mengurangi permasalahan sampah di Indonesia. Bali merupakan salah satu kota yang mengalami permasalahan serius terhadap sampah. Pada tahun 2015, Bali menghasilkan sampah sekitar 10.725 ton per hari. Sejak tahun 1986, Pemerintah Provinsi Bali telah membangun TPA sebagai Tempat Pemrosesan Akhir sampah yang terletak di kawasan Sanur, yang disebut dengan TPA Suwung. Sistem pengelolaan sampah yang direncanakan mengarah pada konsep Zero Waste , yaitu Pemilahan, Pengomposan, Sanitary Landfill, Cell Landfill dan IPST dengan prinsip waste to energy. Sistem pengolahan ini berpotensi sebagai sarana edukasi bagi masyarakat umum serta TPA Suwung dapat berpotensi sebagai area publik dengan adanya revitalisasi pada kawasan. Fasilitas edukasi publik di TPA merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Sehingga TPA tidak lagi dianggap sebelah mata, melainkan memberikan manfaat tersendiri kepada masyarakat umum. Dalam perancangan ini, fasilitas yang dirancang adalah sebuah Education Park, yang berfokus pada edukasi sampah dengan konsep Zero Waste. Pendekatan arsitektur Ecomimicry digunakan untuk menciptakan desain yang sustainable, green, ekologis, Save energy, Cut material costs, serta mengurangi limbah yang sesuai dengan konsep Zero Waste. Diharapkan peran dan fungsi fasilitas ini dapat memberi manfaat pula untuk penggerak kegiatan TPA seperti pemulung.

The waste problem is a prolonged and unresolved problem in most regions in Indonesia. Increasing volume of waste caused by the high amount of the product consumption by people, as well as the lack of public awareness in waste management. The trash just dumped into landfill without further processing. As a result, landfill only be the final disposal of garbage. The need for built a concept of Zero Waste community behavior to reduce waste problem in Indonesia. Bali is one of the province in Indonesia that have serious problems with garbage. In 2015, Bali produces about 10,725 tons of garbage each day. Since 1986, the provincial government of Bali has built a landfill as a place of final processing bins located in the Sanur area, called TPA Suwung. The planned of waste management system leads to the concept of Zero Waste, namely sorting, composting, Sanitary Landfill, Cell Landfill and IPST Sarbagita with the principle to convert waste into electricity. This processing system has potential as an educational facility for the general public and TPA Suwung has potential as a public area with the revitalization of the region. Public education facilities in a landfill is a potential function that can be developed. Landfill no longer be considered only one side, but provides its own benefits to the general public. In this scheme, a facility designed is an Education Park, which focuses on education with the concept of Zero Waste. Ecomimicry architectural approach used to create the sustainable design, green design, ecological design, Save Energy, Cut material costs, and reduce waste in accordance with the concept of Zero Waste. Expected functions of these facilities can be beneficial also for the propulsion landfill activities such as scavenger.

Kata Kunci : Zero Waste, Education, Landfill, Ecomimicry